Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan elektronik, PT Hartono Istana Teknologi atau Polytron milik grup Djarum kini merambah ke bisnis mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dengan model pertamanya yakni Polytron G3.
Alhasil, Polytron perlu menyiapkan strategi untuk menghadapi ketatnya persaingan di segmen mobil listrik yang kini didominasi oleh pabrikan asal China, seperti BYD, Chery hingga Wuling.
Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo mengatakan, salah satu strategi perseroan yakni merakit lokal mobil listrik Polytron G3 di fasilitas perakitan milik PT Handal Indonesia Motor (HIM).
Perlu diketahui, Polytron juga menggandeng Skyworth Auto, produsen EV China dalam perakitan mobil listrik perdananya ini.
Alhasil, mengacu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 12/2025, Polytron telah mendapatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10% dari harga jual karena telah memenuhi TKDN minimum 40%.
"Nilai TKDN kami 40%, jadi sudah dapat insentif untuk PPN DTP,” ujar Tekno di Jakarta, dikutip Rabu (4/6/2025).
Baca Juga
Meski Polytron masih menumpang produksi di fasilitas perakitan PT Handal, namun tidak menutup kemungkinan Polytron akan membangun pabrik sendiri jika target penjualan sudah terpenuhi setidaknya sebanyak 5.000 unit.
"Kalau kami bicara targetnya, kami mungkin harus jual minimal 5.000 unit baru kami bisa bangun pabriknya,” jelasnya.
Adapun, mobil listrik Polytron G3 baru saja diluncurkan pada awal Mei, sehingga penjualan awal ditarget sebanyak 1.000 unit hingga akhir 2025. Sementara itu, pengiriman ke konsumen dilakukan pada akhir Juli 2025.
Harga mobil listrik Polytron G3 dibanderol mulai dari Rp299 juta dan Polytron G3+ Rp399 juta dengan sistem sewa baterai seharga Rp1,2 juta per bulan. Jarak tempuh mobil listrik bergaya SUV ini diklaim mencapai 800 kilometer.
Sebagai tambahan informasi, Polytron milik Grup Djarum juga resmi membuka showroom mobil listrik pertama di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Selasa (3/6/2025).
Ke depan, Polytron menargetkan akan memperluas cabang hingga ke 8 titik di kota-kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Terkait menghadapi persaingan di segmen mobil listrik, Polytron mengaku optimistis bahwa pasar EV masih menarik meskipun sudah banyak pesaing, terutama dari merek-merek asal China.
"Pasar EV menarik kan, karena yang tumbuh kan hanya BEV dan HEV. Jadi kalau bicara persaingan, semua merek ada di sini, ya wajar-wajar saja, ada gula ada semut," pungkas Tekno.
Penjualan Mobil Listrik April 2025
Menilik kondisi pasar mobil listrik, grup BYD, Wuling hingga Chery masih mendominasi penjualan BEV pada April 2025. Beberapa merek tersebut juga telah berkomitmen untuk merakit mobil listrik secara lokal di Indonesia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan wholesales mobil listrik BEV pada April 2025 tembus 7.402 unit, atau turun 16,36% secara bulanan (month-to-month/MtM) dibandingkan 8.850 pada Maret 2025.
Dari 10 besar mobil listrik terlaris pada April, BYD Sealion 7 bertengger di posisi puncak dengan penjualan 1.793 unit, melibas capaian penjualan Geely EX5 hingga Aion Hyptec HT.
Kemudian, di urutan kedua ada MPV listrik andalan BYD yakni M6 yang meraih penjualan 1.257 unit, disusul Chery J6 yang mencatatkan angka 910 unit.
Denza D9, sub-merek premium Grup BYD menduduki peringkat keempat dengan capaian 811 unit. Diikuti Wuling Air ev sebanyak 551 unit pada April 2025.
Selanjutnya, SUV listrik Geely EX5 membukukan penjualan 424 unit, disusul Aion Hyptec HT yang tercatat sebanyak 276 unit.
Berturut-turut, mobil listrik terlaris pada April 2025 yaitu Wuling Binguo EV sebesar 255 unit, BYD Seal 183 unit dan Wuling Cloud EV sebanyak 156 unit.
Daftar 10 Mobil Listrik Terlaris April 2025:
1. BYD Sealion 7: 1.793 unit
2. BYD M6: 1.257 unit
3. Chery J6: 910 unit
4. Denza D9: 811 unit
5. Wuling Air EV: 551 unit
6. Geely EX5: 424 unit
7. Aion Hyptec HT: 276 unit
8. Wuling Binguo EV: 255 unit
9. BYD Seal: 183 unit
10. Wuling Cloud EV: 156 unit
