BISNIS.COM, SAMARINDA--PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), terus memperluas jaringan penjualan dan pemasaran dengan membuka sedikitnya 5 outlet baru pada tahun ini dan meng-upgrade sekitar 30 showroom hingga 2014, guna memacu pangsa pasar kendaraan merek Hyundai di Tanah Air.
Sekitar 5 outlet baru Hyundai tersebut rencananya dibuka di Batam, Sukabumi, Jambi dan termasuk di Samarinda yang telah diresmikan oleh Presdir HMI Jongkie D. Sugiarto, Kamis (11/4). Adapun showroom anyar di Samarinda tersebut merupakan jaringan outlet ke-20 Hyundai di Indonesia yang telah sesuai corporate identity (CI) dan showroom identity (SI) Hyundai secara global dan juga outlet ke-50 Hyundai.
“Saat ini jumlah outlet Hyundai di Indonesia sudah 50 outlet. Namun, baru 20 outlet yang telah berstandar CI dan SI. Sisanya, 30 outlet Hyundai secara bertahap akan berstandar CI dan SI. Dengan standar global, maka pemilik kendaraan Hyundai akan merasakan layanan yang sama dengan showroom dan workshop Hyundai yang ada di belahan dunia lainnya seperti di Eropa dan Amerika,” ujar Jongkie dalam jumpa pers peresmian showroom dan workshop Hyundai Samarinda, Kamis (11/4)
Turut hadir dalam acara tersebut Vice President HMI Mukiat Sutikno, Sales & Marketing Director HMI Erwin Djajadiputra, Deputy Director Marketing HMI Bebin Djuana, dan Presdir Hyundai Samarinda Joe Ferry.
Jongkie menjelaskan minat dan antusias masyarakat Indonesia akan produk Hyundai terus meningkat.
Sementara itu, Erwin menambahkan setiap tahunnya perusahaan mematok membuka sekitar 5-10 outlet baru, baik yang memiliki sarana dan prasarana 1 S hingga 3 S (sales, service, spare parts). HMI menargetkan sekitar 20 outlet eksisting Hyundai akan di-upgrade secara bertahap sepanjang 2013-2014 sehingga nantinya sesuai dengan CI dan SI Hyundai global.
“Untuk tahun ini kira-kira ada penambahan baru 5 outlet, termasuk yang di Samarinda ini. Kami juga akan merenovasi tampilan (upgrade) 10 outlet eksisting sehingga sesuai dengan CI dan SI. Secara rupiah sekitar Rp30 miliar-40 miliar, itu dari sisi kami, belum termasuk investasi bangunan dan perlengkapan kantornya,” jelas Erwin. (if)