JAKARTA—Penjualan truk dan alat berat pada kuartal pertama tahun ini belum menunjukan pertumbuhan yang signifikan seiring dengan masih lesunya aktivitas pertambangan, perkebunan dan konstruksi di Tanah Air.
Pratjojo Dewo, Ketua Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), menuturkan secara umum kinerja produksi industri alat berat dalam dua bulan pertama 2013 relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, dari sisi permintaan masih belum jelas karena faktor-faktor ekonomi yang bisa memicu penjualan masih dibayangi ketidakpastian.
“Sejauh ini permintaan masih rendah, sedangkan stok hasil produksi masih tersedia. Jadi memang di awal-awal tahun sangat sulit mempridiksi pasar alat berat,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/3).
Menurutnya, mayoritas anggota Hinabi telah mengoreksi rencana produksinya pada kuartal IV/2012. Kendati demikian, konsolidasi tetap dilakukan guna mengantisipasi meningkatnya permintaan dan pembaikan kondisi pasar.
“Jadi kalau-kalau kondisi makro dan demand membaik, mereka siap meng-adjust,” tuturnya.
Santiko Wardoyo, Direktur Pemasaran dan Promosi Hinpo Motor Sales, mengatakan realisasi penjualan truk di Tanah Air sepanjang Januari-Februari hampir sama dengan dua bulan pertama 2012.
Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi Hino untuk mencapai target pertumbuhan penjualan sebesar 17% pada tahun ini.
“Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan penjualan 17%, tapi kalau melihat kondisi Januari-Februari kelihatannya akan cukup menantang,” katanya.
Apabila melihat aktivitas ekonomi, lanjut Santiko, aktivitas pertambangan, perkebunan, dan konstruksi merupakan sektor usaha yang paling besar memengaruhi permintaan kendaraan berat. Namun, sejauh ini ketiga sektor tersebut belum menunjukan pertumbuhan kinerja yang signifikan.
“Aktivitas pertambangan memang bergerak, tapi belum terlalu baik. Begitu pula dengan CPO, akhir-akhir ini banyak hasil panen yang kurang bagus karena curah hujan masih tinggi di beberapa daerah. Sedangkan konstruksi, banyak anggaran pemerintah yang belum digunakan,” terangnya.
Berdasarkan siklusnya, ujar Santiko, biasanya memang penjualan truk pada kuartal I cenderung lebih rendah dibandingkan kuartal-kuartal setelahnya. Dia berharap permitnaan melonjak di kuartal II seperti biasanya.