Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan kendaraan bermotor mobil bisa tumbuh 5% pada 2018 kalau industri otomotif memiliki strategi penjualan.
Hal itu dikatakan oleh Ekonom senior "Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)" Faisal Basri, di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Baca Juga
Dalam diskusi bertema "Pengembangan Pasar Domestik dan Meningkatkan Ekspor Kendaraan Bermotor" Faisal mengatakan industri otomotif harus memiliki strategi penjualan di tengah pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan pada level lima persen.
"Terlihat ada pertumbuhan ekonomi provinsi yang jauh di atas rata-rata. Industri otomotif harus promosi khusus ke sana. Saya yakin kalau itu dilakukan pertumbuhan industri otomotif bisa mengarah lima sampai sepuluh persen," kata Faisal.
Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), industri kendaraan bermotor dalam beberapa tahun terakhir mengalami stagnansi.
Penjualan kendaraan bermotor pada 2017 tercatat sebesar 1.079.534 unit atau hanya naik 1,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun demikian, Faisal menilai peluang bagi industri otomotif untuk meningkatkan penjualan mobil masih sangat besar. Hal itu karena jumlah kepemilikan mobil per kapita di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.
Dia memaparkan ada 10 dari 17 sektor dengan pertumbuhan di atas rata-rata, yakni salah satunya yang terbesar adalah sektor jasa. Dengan demikian, profesi di bidang ini pun tentu memiliki pendapatan yang tumbuh signifikan.
"Di sektor jasa, industri otomotif harus lebih aktif promosi pada profesi jasa, seperti dokter, dosen, suster dan 'business service', seperti akuntan. Itu yang pertumbuhan pendapatannya signifikan," kata dia.
Selain itu, promosi khusus juga harus dilakukan ke sejumlah provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah timur Indonesia, seperti Sulawesi Selatan, Bali, NTB dan NTT.