Bisnis.com, SINGAPURA – Penerapan teknologi anyar pada kendaraan bermotor bukan hanya berdampak pada konsumen. Akan tetapi juga membuat desainer mobil bebas berkreasi mengatur ruang kabin.
Alfonso Albaisa, Senior Vice President Global Design Nissan Motor Co., mengambil contoh tren teknologi motor listrik dan otonom. Pada mesin bakar konvensional, dia sering kali terbatas dengan ukuran mesin yang memakan banyak bagian mobil. Penggunaan motor listrik, menurutnya memangkas ruang pada kap mesin secara singifikan.
“Saya bisa mendesain dengan lebih bebas. Kabin bisa dibuat lebih luas,” katanya di Nanyang Technology University, Singapura, Rabu (7/2/2018).
Begitu pula dengan impian pabrikan otomotif meluncurkan mobil otonom yang tidak memerlukan campur tangan manusia selama perjalanan. Pada mobil otonom, desainer mobil bisa meredefinisikan ruang kabin untuk memberikan kenyamanan lebih baik.
“Kita sedang berada pada awal sebuah perjalanan panjang,” ujarnya.
Menurut Albaisa, masa depan otomotif semakin menarik. Penerapan teknologi-teknologi baru pada sebuah kendaraan bermotor akan memacu pabrikan memberikan rancangan futuristik. Sebuah mobil yang masih berbentuk konsep bukan tidak mungkin dihadirkan ke dunia nyata.
Adapun saat ini, Nissan menjadi satu perusahaan otomotif global yang fokus mengembangkan mobil listrik dan otonom. Dalam hal listrik, perusahaan sudah memegang titel sebagai penguasa pasar. Populasi Nissan Leaf di dunia sudah mencapai 300.000 unit sejak diluncurkan pertama kali pada 2010.
Selanjutnya perusahaan punya ambisi untuk menggenjot penjualan dengan memasarkan Nissan Leaf di banyak kawasan. Indonesia menjadi satu negara yang menjadi incaran.
Sementara itu, perusahaan juga sedang berupaya keras mewujudkan mimpi berkendara tanpa campur tangan manusia pada roda kemudi. Ke depan, moda transportasi tanpa supir akan menjadi tren.