Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan regulasi kendaraan rendah emisi karbon (LCEV) rampung awal tahun depan.
“Masih terus dibahas mudah-mudahan awal tahun depan sudah bisa selesai,” kata Airlangga usai acara focus group discussion Membangun Industri Nasional Berkelanjutan di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Saat ini kebijakan mengenai LCEV sudah sampai di tangan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. Airlangga mengatakan perhitungan insentif fiskal sedang dilakukan.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan bahwa perhitungan fiskal tersebut tidak akan memakan waktu lama. “Kita harapkan akan selesai tidak terlalu lama, akhir tahun ini,”
Kementerian Perindustrian dalam hal itu telah menyerahkan usulan untuk pembagian struktur pajak berdasarkan jenis kendaraan bermotor, yakni kendaraan niaga dan penumpang. Selanjutnya tarif pajak akan mengikui konsumsi bahan bakar dan kekuatan mesin. Artinya, semakin hemat bahan bakar dan gas buang, insentif pajak akan semakin tinggi.
Airlangga juga memastikan bahwa pemerintah akan mengizinkan agen pemegang merek (APM) untuk mengimpor secara utuh atau CBU (completely built up) mobil yang masuk ke dalam program LCEV. Namun, hal itu hanya diberikan kepada APM yang memiliki komitmen untuk menanamkan investasi di dalam negeri.
Adapun insentif fiskal diharapkan akan menjadi daya tarik bagi konsumen otomotif dalam negeri untuk membeli mobil dengan energi baru terbarukan, baik listrik murni maupun hibrida yang masih menggendong mesin konvensional.
Pemerintah punya target produksi mobil dengan energi baru terbarukan akan menguasai 30% pasar otomotif dalam negeri dua dekade mendatang. Saat itu total volume penjualan mobil diperkirakan akan mencapai 4 juta unit. Artinya penjualan mobil listrik atau hibrida akan mencapai 1,2 juta unit atau 12% di atas capaian 2016.