Bisnis.com, JAKARTA - PT Toyota Astra Motor (TAM) yang dinaungi oleh PT Astra International Tbk. (ASII) membeberkan strategi perseroan saat Thailand sedang dilanda krisis otomotif, salah satunya yaitu dengan memperkuat produksi lokal.
Perlu diketahui, penjualan mobil di Thailand mengalami penurunan drastis hingga mencapai titik terendah dalam 15 tahun terakhir. Kondisi ini semakin memperburuk reputasi negara tersebut sebagai pusat industri otomotif di Asia Tenggara.
Berdasarkan data dari Federasi Industri Thailand, total penjualan mobil domestik sepanjang 2024 hanya mencapai 572.675 unit, atau turun 26% (year on year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Angka itu merupakan yang terendah sejak 2009 silam.
Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, secara keseluruhan tidak ada masalah dengan krisis otomotif di Thailand. Sebab, sekitar 90% kendaraan Toyota yang dijual dari Indonesia adalah produksi lokal.
"Sementara untuk model impor, kami tidak hanya mengambil dari Thailand, melainkan juga dari Jepang dan beberapa negara lainnya sehingga suplai impor masih dapat memenuhi demand yang ada," ujar Anton kepada Bisnis, dikutip Sabtu (1/2/2025).
Menilik data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota Astra Motor tercatat mengimpor mobil dari Thailand sebanyak 23.644 unit sepanjang 2024.
Baca Juga
Beberapa model Toyota yang dirakit di Thailand, di antaranya yakni Hilux Rangga (all type), Hilux 4x4, Hiace, Corolla Cross Hybrid, Camry Hybrid, Corolla Altis Hybrid, hingga Vios.
Lebih lanjut, Anton mengatakan, pada tahun ini Toyota akan memprioritaskan untuk model-model produksi lokal yang berkontribusi besar terhadap penjualan perseroan.
"Kami akan coba melihat kondisi demand tahun ini, yang pasti untuk model-model volume maker yang diproduksi secara lokal akan menjadi prioritas karena demandnya juga cukup tinggi, sedangkan untuk suplai impor kami akan coba berkoordinasi dengan prinsipal dan Regional Office Toyota," jelasnya.
Adapun, sepanjang 2024 Toyota memproduksi mobil sebanyak 516.997 unit, atau turun 12,3% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2023 sebanyak 589.262 unit.
Turunnya produksi Toyota sejalan dengan pelemahan industri otomotif dalam negeri. Gaikindo mencatat pada 2024, total penjualan mobil secara wholesales sebesar 865.723 unit atau turun 13,9% yoy dari periode sama 2023 sebesar 1.005.802 unit.
Alhasil, Anton mengatakan, Toyota berharap pasar otomotif dalam negeri maupun ekspor pulih tahun ini sehingga angka produksi dapat meningkat.
"Pastinya kami berharap tahun ini market bisa tumbuh secara positif baik domestik maupun ekspor. Sehingga dapat ikut menstimulasi produksi kendaraan dalam negeri," pungkas Anton.