Bisnis.com, JAKARTA — Produsen otomotif asal Vietnam, yakni VinFast tengah berupaya menggenjot penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Terlebih, kebijakan pemerintah Vietnam yang memangkas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berpotensi menguntungkan industri otomotif Vietnam.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Vietnam resmi memperpanjang kebijakan pengurangan PPN dari 10% menjadi 8% hingga akhir Juni 2025. Hal itu berpotensi menjadikan Vietnam sebagai magnet investasi pabrikan otomotif di kawasan Asean.
"VinFast memandang persaingan di sektor kendaraan listrik Indonesia sebagai motivasi yang kuat untuk terus berinovasi dan berkembang," ujar manajemen VinFast kepada Bisnis, dikutip Minggu (15/12/2024).
Adapun, pasar kendaraan listrik di Indonesia saat ini dikuasai oleh pabrikan asal China. Alhasil, VinFast menyiapkan strategi untuk bersaing yakni dengan menghadirkan produk berkualitas premium, harga inklusif, dan meningkatkan layanan purnajual.
Tak hanya itu, PT VinFast Automobile Indonesia juga resmi membangun pabrik di Indonesia, yang ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk fasilitas perakitan mobil listrik di Subang, Jawa Barat pada 15 Juli 2024 lalu.
Adapun, investasi tahap awal untuk fasilitas perakitan tersebut bernilai US$200 juta atau setara Rp3,23 triliun (kurs jisdor Rp16.154) dengan kapasitas produksi 50.000 unit mobil listrik per tahun.
Baca Juga
Fasilitas perakitan itu juga mencakup beberapa area produksi utama seperti Body Shop, General Assembly Shop, Paint Shop dan area pengujian, dan lain-lain.
Pabrik VinFast itu diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal IV/2025 dengan memproduksi mobil listrik VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7 untuk pasar Indonesia.
Terkait pengembangan infrastruktur pengisian daya, V-Green dan Prime Group, konglomerat multinasional asal Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) khusus mobil listrik VinFast di Indonesia.
Adapun kedua perusahaan itu menargetkan untuk membangun setidaknya 100.000 SPKLU VinFast dalam jangka waktu tiga tahun ke depan. Proyeksi nilai investasinya sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,2 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).
Chairman Prime Group, Tamer Wagih Salem mengatakan kemitraan dengan V-Green tidak hanya akan menguntungkan kedua perusahaan, tetapi juga berkontribusi signifikan pada pertumbuhan pasar EV di Asia Tenggara.
"Kemitraan dengan V-Green ini akan membuka peluang global lainnya, dimulai dari Indonesia, lalu berkembang ke Timur Tengah, Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat. Kemitraan ini akan menciptakan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat dan komunitas global,” ujarnya Salem dalam keterangannya dikutip Minggu (15/12).