Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hingga saat ini tak kunjung merevisi target penjualan sebesar 1,1 juta unit mobil hingga akhir tahun, meskipun tren penjualan mobil domestik masih lesu.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan, sementara ini pihaknya belum merevisi target tersebut karena masih menunggu masukan dari para agen pemegang merek (APM) anggota Gaikindo.
"Kami masih menunggu masukan dari para anggota. Kalau anggota mengatakan ini memang berat dan perlu direvisi, ya nanti kami revisi," ujar Jongkie kepada Bisnis, dikutip Rabu (2/10/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan, Gaikindo masih berharap di sisa 3 bulan ini pihaknya dapat menggenjot penjualan mobil sampai akhir tahun, dengan mengadakan berbagai pameran otomotif.
Misalnya, ada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Bandung yang telah digelar pada 25-29 September 2024 dan diklaim telah menarik puluhan ribu pengunjung.
Selain itu, pada akhir tahun nanti ada juga pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 yang akan berlangsung pada 22 November–1 Desember 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.
Baca Juga
"Makanya Gaikindo mengadakan pameran-pameran seperti di GIIAS Bandung, dan sebentar lagi nanti ada Gaikindo Jakarta Auto Week dan lain-lain. Ini semua kan stimulus-stimulus untuk bisa menaikkan angka penjualan," jelasnya.
Kendati demikian, Jongkie juga tak menampik bahwa kondisi pasar otomotif lesu, imbas sektor manufaktur yang mengalami kontraksi.
Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia masih terkontraksi di bawah 50 yakni berada di level 49,2 pada September 2024, meskipun indeks aktivitas manufaktur tersebut mengalami peningkatan tipis dari bulan sebelumnya 48,9.
Menurutnya, ada beberapa penyebab PMI manufaktur lesu, di antaranya yakni penurunan daya beli masyarakat sejak awal tahun, pelemahan nilai tukar rupiah, hingga iklim suku bunga tinggi, meskipun BI rate sudah dipangkas ke level 6% pada September lalu.
Alhasil, Gaikindo mengusulkan ke pemerintah untuk memberikan insentif fiskal berupa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) alias diskon PPnBM seperti pada 2021-2022, pasca-covid. Hal itu diharapkan dapat menggenjot penjualan mobil.
"Perlu dipertimbangkan lagi apakah [insentif PPnBM] itu bisa diberikan untuk meningkatkan angka-angka penjualan. Sehingga dengan demikian ya produksi akan meningkat juga, dan tentunya PMI-nya juga akan naik nantinya,” pungkasnya.
Adapun, sepanjang Januari - Agustus 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 560.619 unit atau turun 17,1% year-on-year (yoy) dari periode sama 2023 sebesar 675.859 unit.
Sementara itu, penjualan mobil ritel juga turun 12,1% yoy menjadi 584.857 unit pada 8 bulan pertama 2024, dibandingkan 665.262 pada periode yang sama 2023.