Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PR Besar Genjot Pangsa Pasar EV yang Masih Mini

Pemerintah terys berupaya menggenjot pangsa pasar kendaraan listrik (EV) yang belum optimal melalui pengembangan infrastruktur penunjang hingga regulasi
Afiffah Rahmah Nurdifa, Rizqi Rajendra
Rabu, 18 September 2024 | 10:01
Pengunjung mengamati mobil listrik BYD di sela-sela pembukaan dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung mengamati mobil listrik BYD di sela-sela pembukaan dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan mobil saat ini terus membaik meskipun masih jauh dari kata pulih.

Data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, penjualan mobil per Agustus 2024 mencapai 76.304 unit secara wholesales alias dari pabrik ke diler. Angka ini lebih tinggi 2,8% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 74.229 unit.

Sayangnya, angka penjualan Agustus tahun ini lebih rendah 14,2% jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

Setali tiga uang, penjualan mobil (wholesales) secara kumulatif yakni pada periode Januari-Agustus 2024, hanya mencapai 560.619 unit atau masih lebih rendah 17,1% dari periode yang sama tahun lalu.

Namun, nasib penjualan mobil listrik yakni hybrid electric vehicle (HEV) dan battery electric vehicle (BEV) lebih baik jika dibandingkan dengan mobil konvensional (internal combussion engine / ICE).

Penjualan BEV per Agustus 2024 mencapai 5.290 unit atau naik 23,91% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, penjualan mobil hybrid mencapai 6.099 unit atau melonjak 23,11% dibandingkan bulan Juli 2024 yang mencapai 4.954 unit.

Ada banyak faktor yang memengaruhi penjualan mobil masih lesu pada tahun ini di antaranya kondisi perekonomian yang belum mendukung baik domestik maupun global.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan beberapa faktor perekonomian secara makro mulai dari pertumbuhan ekonomi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga suku bunga yang masih tinggi menjadi kendala penjualan domestik.

Senada, Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan di pasar otomotif, ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap penjualan, termasuk suku bunga.

"Suku bunga biasanya secara langsung berpengaruh terhadap keputusan untuk membeli dari konsumen. Hal ini bisa berdampak terhadap permintaan," ujarnya, Jumat (13/9/2024).

Ekosistem BEV Terus Didorong

Pemerintah terus menggodok strategi dalam rangka percepatan transisi energi bersih, khususnya di sektor transportasi, yaitu optimalisasi penggunaan kendaraan listrik atau EV pada 2030. 

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengatakan, upaya tersebut dapat berdampak positif pada kualitas udara, menurunkan emisi karbon, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat luas

"Transisi kendaraan listrik di Indonesia merupakan peluang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi negara kita karena kita menargetkan 13 juta kendaraan listrik 2W [roda dua] dan 2 juta kendaraan listrik 4W [roda empat] pada tahun 2030," kata Rachmat di Jakarta, Selasa (17/9/2024). 

Untuk mewujudkan optimalisasi EV di Indonesia, pemerintah masih perlu mendorong ketersediaan, keterjangkauan, dan infrastruktur yang baik serta kendaraan yang andal. 

Dalam rangka percepatan transisi EV, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemeko Marves) melakukan pertemuan dengan lembaga nirlaba global RMI (Rocky Mountain Institute), Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles (ENTREV), Indonesia Environment Fund (IEF), dan Electric Mobility Ecosystem Association (AEML). 

Pertemuan ini mewakili pemerintah, produsen kendaraan listrik, penyedia infrastruktur, pemodal, operator armada, dan lembaga pemikir, terlibat dalam diskusi terfasilitasi untuk merancang solusi dan mengembangkan kerangka kerja yang dapat ditindaklanjuti guna mengatasi hambatan. 

Tak hanya itu, dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara RMI dan IEF, untuk berkolaborasi dalam tujuan transisi energi bersih di Indonesia. Keterlibatan ini sangat penting untuk mendorong perubahan kebijakan dan mendukung tujuan Indonesia untuk menjadi pasar mobilitas listrik dan energi bersih terkemuka di Asia Tenggara.

Agenda ini juga membongkar strategi yang dapat ditindaklanjuti demi meningkatkan adopsi EV di Indonesia, seiring dengan target ambisius untuk memiliki 13 juta kendaraan roda dua listrik (e-2W) dan 2 juta kendaraan roda empat listrik (e-4W) di jalan raya pada tahun 2030.

Tak dapat dipungkiri, masih ada berbagai hambatan penting dalam adopsi kendaraan listrik di Indonesia, termasuk pengembangan kebijakan, solusi pembiayaan, infrastruktur pengisian daya, serta keterlibatan perusahaan dan konsumen. 

Kebijakan yang Tepat

Pemerintah terus berkomitmen mendorong kebijakan terkait penggunaan kendaraan listrik di Indonesia melalui berbagai inisiatif, termasuk peta jalan pengembangan kendaraan listrik hingga tahun 2030. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan juga telah berhasil mengundang para investor untuk turut mendukung pengembangan kendaraan listrik tersebut.

“Kita ketahui bahwa perkembangan kendaraan listrik bukan hanya menjadi tren global, tetapi juga merupakan bagian penting dari transformasi ekonomi menuju ekonomi hijau dan yang berkelanjutan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual dalam Periklindo Electric Vehicle (EV) Conference 2024, Jumat (13/9/2024) dilansir dari keterangan resmi.

Untuk mendukung investasi di sektor EV, Pemerintah mengeluarkan kebijakan antara lain insentif bea masuk atas impor BEV Roda 4 sebesar 0%, insentif PPnBM untuk BEV Roda 4, serta program insentif motor listrik sebesar 7 juta rupiah dan berhasil meningkatkan penjualan EV di Indonesia.

Menurut data Gaikindo, penjualan mobil listrik semua merek sejak Januari hingga Juli 2024 sebanyak 17.826 unit yang mana angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

“Teknologi EV berkembang sangat pesat, terutama dalam pengembangan baterai berefisiensi tinggi dan jaringan pengisian daya. Di dalam teknologi baterai juga terdapat sejumlah keunggulan yang salah satunya sodium ion yang saat ini terus dipelajari,” ungkap Menko Airlangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler