Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjiri Pasar Indonesia, Profit Pabrikan Mobil Listrik China Malah Susut

Manufaktur mobil listrik asal China yang belakangan mendominasi pasar BEV di Indonesia, menghadapi tekanan penurunan tingkat profit.
Mobil listrik BYD tipe M6 diluncurkan dalam gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024/Bisnis-Lukman Nur Hakim
Mobil listrik BYD tipe M6 diluncurkan dalam gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024/Bisnis-Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, TANGERANG — Pelaku industri otomotif China mengungkap tingkat profit kian tergerus dari penjualan setiap unit mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV), walau merek-merek asal negeri tersebut membanjiri pasar.

Sejauh ini, pabrikan China lewat berbagai merek dengan ragam model BEV juga meramaikan pasar otomotif Indonesia.

Deputy Chief Engineer China Association of Automobile Manufacturers (CAAM) Wang Yao mengatakan mayoritas pabrikan saat ini menghadapi penurunan keuntungan variabel dari tiap unit mobil. Hal itu merupakan konsekuensi dari ketatnya persaingan, sehingga masing-masing pabrikan berupaya keras menyematkan nilai tambah teknologi. 

Dia menjelaskan, tren teknologi elektrifikasi dan kecerdasan buatan (AI) telah memaksa adanya komponen tambahan yang disematkan pada mobil listrik. Alhasil, pabrikan harus merogoh kocek lebih dalam untuk ongkos produksi. 

“Kami mengubah jurusan dari teknik mesin dan teknik elektro serta perangkat lunak dan AI,” katanya pada acara Gaikindo International Automotive Conference di ICE BSD Tangerang, Selasa (23/7/2024).

Yao menyebut keuntungan bisa diperoleh melalui mobil yang menggunakan perangkat lunak dengan peningkatan proporsi pendapatan berasal dari biaya perangkat lunak dan layanan lainnya.

Sebagai contoh, Tesla melalui Robotaxi mendapatkan keuntungan dari menjual produknya, serta pendapatan dari penggunaan oleh konsumen akan layanan yang disajikan.

Pada konteks Tesla, perusahaan milik Elon Musk ini bisa mendapatkan market value yang tinggi hanya melalui satu produk yang setara dengan 10 kali dari Toyota.

Lantas dia menyebut industri otomotif China tengah berupaya untuk membangun ekosistem mobil listrik. Hal ini dilakukan dengan mengurangi biaya produksi untuk baterai, serta membangun data exchange.

“Tidak hanya di China tetapi juga di seluruh dunia karena tidak hanya fungsi kendaraan otonom dan intelijen saja yang memerlukan data,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper