Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ritel Daihatsu Tembus 76.313 Unit, Sigra Mendominasi

Penjualan ritel Daihatsu mencapai 76.313 unit sepanjang Januari-Mei 2024.
Daihatsu meluncurkan All New Astra Daihatsu Ayla Model di Jakarta, Rabu (15/2/2023) - BISNIS/Anshary Madya Sukma.
Daihatsu meluncurkan All New Astra Daihatsu Ayla Model di Jakarta, Rabu (15/2/2023) - BISNIS/Anshary Madya Sukma.

Bisnis.com, JAKARTA — Daihatsu Indonesia mencatatkan penjualan retail sebanyak 76.313 unit sepanjang Januari-Mei 2024. Dari jumlah tersebut, model Sigra mendominasi penjualan selama lima bulan pertama 2024.

Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono mengatakan model multi-purposes vehicle (MPV), hingga kendaraan niaga menjadi pilihan utama masyarakat.

Hal ini tercermin dari segmen MPV daripada LCGC yang mencapai 61% dari total pasar domestik, dan Gran Max PU sekitar 56%. Kemudian Gran Max MB berkontribusi 91% dari segmen low semi commercial dengan 6.032 unit.

Adapun Daihatsu Sigra terlego sebanyak 25.674 unit atau 33,6%, Gran Max PU (Pick Up) 17.747 unit atau 23,3%, dan dan Terios dengan raihan 9.590 unit atau 12,6%.

“Kami terus berusaha menghadirkan beragam penawaran dan layanan terbaik kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (12/6/2024).

Daihatsu juga memiliki beragam program mulai dari fasilitas trade-in, pembelian mobil secara kredit dari lembaga keuangan sesuai kebutuhan, dan layanan purna jual yang mumpuni.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan penjualan ritel Daihatsu mencapai 76.313 unit sepanjang Januari-Mei 2024, turun 41,62% dari 130.738 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jumlah penjualan retail tersebut membuat Daihatsu duduk di peringkat kedua penjualan tertinggi dengan pangsa pasar 21,1%, naik dari 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tri sebelumnya mengatakan pelemahan pasar otomotif sudah terjadi sejak kuartal I/2024 dengan koreksi sekitar 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Beberapa hal yang menyebabkan lesunya pasar domestik adalah agenda Pemilu 2024 pada Februari yang membuat masyarakat menahan pembelian. Kemudian ada indikator ekonomi turunan lain, seperti pelemahan nilai tukar rupiah, dan penguatan non performing loan/finance (NPF/NPL).

Pasar pada April 2024 juga terbilang sulit lantaran jumlah hari kerja efektif yang terbatas serta kondisi perekonomian yang terjadi membuat pasar otomotif juga tidak terlalu bertumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper