Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini produsen otomotif beserta ekosistemnya terus mengembangkan baterai mobil listrik. Selain Lithium Ferro Phosphate atau LFP, belakangan terdapat Solid Battery yang dinilai lebih berdaya tahan.
Pasalnya, LFP dan solid battery tak lagi membutuhkan bahan baku nikel sebagai komponen utama.
Baterai solid-state merupakan jenis baterai yang menggunakan teknologi dan memiliki potensi yang tinggi dengan tingkat kenyamanan yang lebih besar.
Kandungan yang terdapat dalam baterai ini sepenuhnya berbentuk padat yang terbuat dari bahan-bahan seperti silikat,fosfat, dan selenida.
Selain itu, kepadatan elektrolit pada baterai solid-state berperan sebagai pemisah dengan memiliki struktur padat yang lebih stabil dan kemampuan mempertahankan bentuk meski terdapat kerusakan pada elektrolit.
Baterai jenis solid-state untuk mobil listrik disebut memiliki jarak tempuh yang lebih jauh hingga hemat energi dibandingkan jenis lainnya. Berbagai perusahaan mulai dari CATL, Toyota, hingga LG turut mengembangkan teknologi ini.
Baca Juga
Keunggulan yang ditawarkan dari jenis baterai ini adalah punya kepadatan energi yang kuat dengan mampu mengemas dua kali lebih banyak dibandingkan jenis baterai lain. Dengan begitu, mobil yang menggunakan baterai ini mampu menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Kemudian, keunggulan lain seperti tingkat keamanan yang unggul karena berkurangnya risiko insiden termal dibandingkan dengan baterai lithium-ion yang sensitif akan kebakaran dan ledakan.
Menyoal keamanan, solid-estate juga memiliki jangka waktu pemakaian yang lebih lama jika dibandingkan jenis baterai lain untuk kendaraan.
Sebagai informasi, saat ini pabrikan otomotif asal China, SAIC akan segera memulai produksi baterai solid-state secara massal sekitar tahun 2026 mendatang dan menjadi produsen mobil pertama yang mengkomersilkan baterai jenis baru tersebut. (Maria Jessica Elvera Marus)