Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terus Melemah, Hyundai Sebut Penjualan Masih Terkendali

Hyundai Motor menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US$ masih dalam jangkauan terkendali, sehingga tidak menghambat aktivitas industri otomotif.
Hyundai Stargazer
Hyundai Stargazer

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini terbilang masih dapat terkendali dalam konteks industri otomotif.

Nilai tukar rupiah kembali melemah, bahkan menembus kisaran Rp15.700 per US$. Hal ini bakal berdampak terhadap seluruh produk impor.

Chief Operating Officer PT HMID Fransiscus Soerjopranoto mengatakan secara umum perusahaan yang melakukan aktivitas ekspor dan impor menerapkan langkah hedging atau nilai lindung kurs.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya menimialisir risiko keuangan yang disebabkan oleh pengaruh fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing.

Dia pun menyebut pelemahan rupiah saat ini masih tergolong dapat dikendalikan, dan para agen pemegang merek (APM) mobil juga masih berupaya untuk mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh Gaikindo sebanyak 1,05 juta unit sampai akhir 2023.

Meski demikian, dia tidak memungkiri adanya kemungkinan kenaikan harga produk termasuk untuk mobil dari Hyundai apabila rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS sampai Desember 2023.

“Apabila pergerakan Rupiah terhadap dolar AS terus menurun sampai dengan Desember nanti, bukan tidak mungkin APM akan melakukan revisi harga pada awal 2024 nanti,” ujar Soerjo kepada Bisnis, Senin (9/10/2023).

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), impor mobil CBU Hyundai mencapai 3.300 unit sepanjang Januari-Agustus 2023, naik 72,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.915 unit.

Beberapa model yang diimpor oleh Hyundai sepanjang periode tersebut adalah adalah Santa Fe sebanyak 2.628 unit, Palisade 232 unit, Ioniq 6 sebanyak 231 unit, dan Staria Signature sebanyak 125 unit.

Soerjo pun sebelumnya mengatakan mengatakan adanya peningkatan volume impor dilakukan dalam rangka pemenuhan permintaan konsumen, serta menhindari inden yang berkepanjangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper