Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa dan Jerman telah mencapai kesepakatan bahwa penggunaan mobil internal combustion engine (ICE) atau mobil yang yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) masih bisa digunakan setelah 2035.
Melansir Reuters, Minggu (26/3/2023), Executive Vice President for the European Green Deal, Frans Timmermans, mengatakan bahwa Uni Eropa akan menindaklanjuti langkah yang diperlukan untuk kesepakatan ini.
Tentunya, perjanjian antara Jerman dan Uni Eropa memiliki syarat yang dipenuhi berupa standar bahan bakar yang harus berpedoman pada pengikisan emisi karbon.
"Kami telah menemukan kesepakatan dengan Jerman tentang penggunaan bahan bakar mobil di masa depan. Kami akan bekerja sekarang untuk mendapatkan standar CO2 yang akan diterapkan pada mobil sesegera mungkin," cuit Frans di Twitter.
Sebaliknya, Benjamin Stephan dari kelompok kampanye Greenpeace mengatakan kesepakatan itu merupakan kemunduran bagi perlindungan iklim. Sebab, hal ini akan melemahkan fokus yang dibutuhkan industri otomotif pada elektromobilitas yang efisien ke depannya.
"Kompromi busuk ini merusak perlindungan iklim dalam transportasi, dan merugikan Eropa," katanya dikutip reuters.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Uni Eropa melarang penggunaan mobil BBM pada 2035 mendatang untuk mengurangi emisi karbon. Artinya, produsen mobil akan dipaksa untuk menghentikan semua model mobil berbahan bakar bensin, diesel, maupun hybrid dari jajaran produsen Eropa pada 2035.
Alhasil, Jerman menuntut eksekutif Uni Eropa mengajukan proposal untuk mengecualikan kendaraan yang menggunakan bahan bakar sintetis netral iklim.
Menurut Menteri Transportasi Jerman, Volker Wissing, menyatakan bahwa semua pihak yang mendukung mobilitas netral iklim harus tetap terbuka terhadap berbagai opsi teknologi, serta menggunakannya.
Sebagai informasi, industri otomotif Jerman berkontribusi sekitar 5 persen ekonomi negara dan mempekerjakan lebih dari 800.000 orang. Produsen mobil Jerman seperti BMW AG, Mercedes Benz, dan Volkswagen telah berkontribusi selama satu abad di industri otomotif Jerman hingga sekarang.