Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden tengah memaksa Tesla untuk menjadikan seluruh fasilitas supercharging-nya bagi semua merek. Perusahaan milik Elon Musk itupun terancam tidak mendapatkan jatah subsidi senilai US$7,5 miliar.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (11/2/2023), CEO Tesla Elon Musk sering menjanjikan kepada pemerintah untuk membagikan akses jaringan supercharging-nya kepada para pesaing. Namun, hal itu tak pernah direalisasikan.
Tesla tetap menjadikan jaringan supercharging-nya secara ekslusif. Terlebih lagi, hingga saat ini Tesla mendominasi fasilitas isi daya ulang baterai di AS.
Alhasil, pemerintah pun gerah, hingga mengancam akan menghapus Tesla dari daftar penerima subsidi sekitar US$7,5 miliar.
Dari informasi di kalangan Departemen Perhubungan, pemerintah tengah akan menyelesaikan persyaratan yang akan menekan Tesla mengoptimalkan seluruh jaringan pengisian daya miliknya di AS. Pemerintah meminta agar Tesla juga mengizinkan seluruh merek rival menggunakan fasilitas tersebut.
Jika tidak, pembuat mobil tersebut akan kehilangan subsidi sebesar US$7,5 miliar yang mengalir dari Washington. Anggaran subsidi itu merupakan bagian dari rencana Presiden Joe Biden untuk membangun 500.000 pengisi daya EV di tahun-tahun mendatang, naik dari 100.000 pengisian daya pada 2021.
Baca Juga
Jaringan tersebut adalah bagian utama dari rencana Biden untuk mengatasi perubahan iklim dengan mengubah 50 persen dari semua penjualan kendaraan baru AS menjadi listrik pada 2030. Kelangkaan pengisi daya di jalan raya AS telah memperlambat pertumbuhan penjualan kendaraan listrik dan dampak lingkungan yang positif, kata para advokat .
Saat tekanan AS meningkat, ada banyak tanda bahwa Tesla berada di ambang demokratisasi jaringannya, meskipun Musk telah mengecam keterlibatan pemerintah federal sebelumnya.
Pada Januari tahun lalu, Tesla menulis kepada Administrasi Jalan Raya Federal, menawarkan saran kepada administrasi Biden tentang cara membentuk program pengisian daya. Di Ohio, perusahaan menanggapi permintaan tersebut.
Di Arizona, perusahaan memberi tahu negara bagian bahwa mereka terbuka untuk meningkatkan pengisi dayanya atau membuat yang baru untuk memenuhi persyaratan federal, meskipun keputusan akhir belum dibuat.