Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Anggaran Jumbo Subsidi Mobil Listrik Eropa dan China, Indonesia Sanggup?

Anggaran subsidi pemerintah di berbagai negara untuk mobil listrik mencapai US$30 miliar atau sekitar Rp450 triliun pada tahun lalu, terutama China dan Eropa.
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tengah menyiapkan aturan dan skema subsidi mobil dan motor listrik termasuk hasil konversi. Kebijakan ini mencontoh langkah serupa dari berbagai negara terutama pasar utama mobil listrik (Electric Vehicles/EV).

Hingga kini, pasar utama EV masih seputar negara-negara Eropa, Amerika Utara, dan China. Keberhasilan negara-negara tersebut membangun ekosistem EV bersandar pada kebijakan pro stimulus.

Hal yang sama ingin diadopsi Indonesia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui langkah pemerintah merancang subsidi kendaraan listrik berkiblat ke negara-negara tersebut.

“Seperti Eropa dan China, serta Thailand. Mereka memberikan subsidi,” kata Agus, dikutip dari siaran youtube Setpres, Jumat (16/12/2022).

Sebaliknya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan rencana kebijakan tersebut belum dibahas secara detail. Bahkan, dia menjelaskan besaran subsidi pun belum final.

“Akan diselesaikan di internal pemerintah dan DPR,” ungkap Sri Mulyani sewaktu ditemui di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, anggaran subsidi mobil dan motor listrik diproyeksi cukup besar mengingat kebijakan serupa di beberapa negara. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), total anggaran subsidi pemerintah di berbagai negara di dunia untuk mobil listrik naik dua kali lipat pada 2021, menjadi hampir US$30 miliar atau sekitar Rp450 triliun (kurs Rp15.000/US$).

Di China, pengeluaran pemerintah seperti subsidi pembelian dan keringanan pajak mencapai US$12 miliar atau sekitar Rp180 triliun. Namun, laporan IEA menyebut, belanja pemerintah China pada basis per mobil listrik segmen BEV dan PHEV menurun dari sekitar US$5.000 menjadi US$3.750 sejak level tertinggi pada 2016.

Sementara itu, di Eropa, alokasi anggaran subsidi kendaraan listrik juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 2019, dukungan pemerintah untuk mobil listrik dikalkulasikan sekitar US$3 miliar atau sekitar Rp45 triliun. Angka itu naik menjadi US$8 miliar atau Rp120 triliun pada 2020, dan meningkat lagi menjadi US$12,5 miliar atau Rp187,5 triliun pada 2021.

Secara rinci, subsidi itu dibagi ke beberapa negara di Eropa. Pada 2021, subsidi terbesar diberikan oleh Norwegia dengan pembebasan pajak pembelian mobil listrik segmen BEV senilai US$10.700 per unit atau sekitar Rp160,5 juta. Selain itu, Jerman memberikan subsidi berupa potongan harga untuk mobil listrik BEV senilai US$10.600 atau sekitar Rp159 juta per unit.

Kemudian, Prancis juga memberikan subsidi dengan skema feebate sebesar US$7.000 atau sekitar Rp105 juta. Selanjutnya Swedia sebesar US$6.900 atau sekitar Rp103,5 juta per unit.

Di lain sisi, Amerika Serikat (AS) memiliki anggaran subsidi kendaraan listrik yang lebih rendah dibanding China dan Eropa. Pada 2021, anggaran subsidi kendaraan listrik di AS hanya mencapai US$2 miliar atau sekitar Rp30 triliun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper