Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Industrialisasi Baterai Pasca Tesla Beli Nikel, Menko Airlangga: Tanya yang “Ziarah” ke Tesla!

Modal cadangan nikel diharapkan menjadi magnet mendatangkan investasi pabrik baterai mobil listrik, menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok global otomotif.
Logo Tesla di dealer Easton Town Center shopping mall in Columbus, Ohio, AS/ Bloomberg-Luke Sharrett
Logo Tesla di dealer Easton Town Center shopping mall in Columbus, Ohio, AS/ Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA- Bermodal cadangan nikel yang besar membuat Indonesia percaya diri menyongsong industri otomotif berbasis listrik. Namun belakangan, upaya membujuk Tesla membuat pabrik di Indonesia malah hanya berbuah kontrak pembelian nikel.

Hal ini diungkapkan langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Saat kunjungannya ke Amerika Serikat, dia kembali mengunjungi Tesla.

Dia mengatakan Tesla sudah meneken kontrak pembelian produk nikel dari 2 perusahaan Indonesia. Luhut mengatakan nilai salah satu kontrak tersebut senilai US$5 miliar atau senilai Rp74,5 triliun, kontrak pembelian nikel untuk membuat lithium battery yang akan digunakan untuk mobil Tesla. 

"Saat ini Tesla sudah teken kontrak dari dua perusahaan, satu Huayou, satu lagi saya lupa. Kontrak ini untuk lima tahun, ini tahap pertama Tesla masuk Indonesia," kata Luhut dalam acara Buka-bukaan Daya Tarik Investasi RI Pascapandemi, Senin (8/8/2022).

Mantan Kepala Staf Presiden ini juga menjelaskan kedua perusahaan tersebut berada di Morowali, Sulawesi. Dia juga mengatakan di kawasan Morowali ada beberapa belas kawasan Industri. 

Transaksi penjualan nikel itupun membuat kebijakan dan strategi industri kendaraan listrik di Indonesia pun layak dipertanyakan. Pasalnya, sejak terbitnya Perpres No. 55/2019 tentang pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (BEV), pemerintah sangat agresif menerbitkan kebijakan yang dianggap akan merangsang pasar.

Salah satunya adalah kebijakan PPnBM yang termuat dalam PP No. 74/2021. Tidak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan peta jalan pengembangan, salah satunya dengan upaya pengadaan kendaraan listrik untuk kebutuhan operasional pemerintah.

Semua upaya itu tak lain untuk mengoptimalkan klaim cadangan nikel yang dimiliki agar dilirik investor baterai, termasuk dari Tesla. Sedangkan komitmen investasi baterai yang datang baru dari LG Energy Solution sebesar US$9,8 miliar, Foxconn US$8 miliar, dan CATL sebesar US$5,2 miliar.

Terkait langkah transaksi penjualan nikel kepada Tesla, Bisnis meminta tanggapan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Sayangnya, Menko enggan menjawab lebih jauh.

“Tanya yang ziarah ke Tesla,” cetus Airlangga, Rabu (10/8/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper