Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pimpin Pasar Asean, Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Paling Tinggi

Penjualan sepeda motor di Indonesia sepanjang semester I/2022 mengungguli gabungan dari Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Sepeda motor/Bisnis.com
Sepeda motor/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Meski penjualan sepeda motor di Indonesia sepanjang semester I/2022 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, capaian tersebut merupakan yang tertinggi di Asean. Bahkan, pasarnya masih mengalahkan gabungan dari Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Berdasarkan data Asean Automotive Federation, penjualan motor dan skuter di Malaysia pada paruh pertama 2022 sebanyak 315.235 unit. Realisasi tersebut tumbuh 19,7 persen dari tahun lalu yaitu 263.354 unit.

Di Filipina, penjualannya 763.117 unit atau tumbuh 6,1 persen dari tahun lalu sebesar 719.234 unit. Sebaliknya di Singapura laku 6.139 unit (tumbuh 4,6 persen dari 5.971 unit). Terakhir di Thailand terjual 906.625 unit (tumbuh 3,9 persen dari 872.279 unit).

Jika ditotal, penjualan motor di empat negara tersebut 1.991.116 unit. Angkanya tumbuh 7 persen dari semester I/2021 sebanyak 1.860.738 unit.

Sementara di Tanah Air, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat sebanyak 2.246.627 unit kendaraan terjual sepanjang semester I/2022. Berbeda dengan negara tertangga yang tumbuh, penjualan Indonesia turun 8,30 persen dari tahun lalu yang laku 2.450.088 unit.

Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan penjualan sepanjang 2022 bisa turun karena produksi model kendaraan roda dua yang menjadi kontributor utama bermasalah.

“Sekarang ini yang banyak masalah di tipe skuter matik karena kontribusinya [terhadap penjualan motor] lebih dari 85 persen,” katanya saat dihubungi Bisnis beberapa waktu yang lalu.

Sigit menjelaskan masalah utama pada penjualan sama seperti sebelumnya, yaitu pasokan semikonduktor yang tersendat. Ini membuat produksi motor terhambat, khususnya untuk model skuter matik.

Padahal, permintaan konsumen cukup tinggi. Para pelaku industri sepeda motor yang tidak bisa menyuplai permintaan sehingga berakibat pada panjangnya daftar antrean pengiriman.

Masalah tersebut, tambah Sigit, terjadi sejak Maret. Hal tersebut diperparah China yang kembali memberlakukan lockdown untuk mencegah penularan Covid-19.

“Ini yang menjadi problem buat kita. Tapi kan sekarang sudah mulai dibuka. Mudah-mudahan produksinya di semester II/2022 ini lancar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper