Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Otomotif Indonesia Ganti Strategi, Ini Posisi yang Diincar

“Apabila industri otomotif tumbuh, maka hampir bisa dipastikan industri lain akan mengikuti. Bahkan, industri yang tidak ada hubungannnya pun akan cukup naik.”
Suzuki meluncurkan varian terbaru Ertiga di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021. /SIS
Suzuki meluncurkan varian terbaru Ertiga di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021. /SIS

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pelaku industri otomotif di Tanah Air telah menemui Kementerian Perindustrian untuk membeberkan strategi menjadi pahlawan devisa.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nagoi mengatakan bahwa organisasinya bakal mengubah stigma negatif industri roda empat. Sejauh ini stigma yang diterima sering kali disebut biang polusi dan menghamburkan uang negara.

“Oleh karena itu, tekad kita adalah membenahi diri dan menjadi pahlawan devisa,” katanya di Jakarta pekan ini.

Yohannes menjelaskan bahwa keinginan tersebut telah dibicarakan dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada bulan ini. Pada pertemuan itu, Gaikindo berkomitmen untuk memperbanyak ekspor daripada impor. Dengan begitu, mereka bisa berkontribusi yang positif bagi negara.

“Ada dua jalan untuk menjadi pahlawan devisa. Pertama adalah kita tingkatkan kandungan lokal, kurangi impor dan kedua menggenjot ekspor,” jelasnya.

Terkait dengan menyumbang polusi, Yohannes menuturkan bahwa tanpa disadari kendaraan di Indonesia telah mengarah pada pengurangan emisi karbon. Itu terlihat dari mesin yang mengikuti standar Euro 4. Di saat yang sama, Gaikindo juga tengah mendukung percepatan kendaraan listrik. Upaya-upaya tersebut merupakan langkah kontret menghilangkan dua stigma negatif yang ada saat ini.

Menurut, Yohannes, industri otomotif merupakan tolok ukur pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh beberapa negara di dunia.

“Apabila industri otomotif tumbuh, maka hampir bisa dipastikan industri lain akan mengikuti. Bahkan, industri yang tidak ada hubungannnya pun akan cukup naik,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper