Bisnis.com, JAKARTA – Ikatan Motor Indonesia (IMI) Charging Station diklaim bisa mengisi daya mobil listrik hanya dalam 10 menit dari kondisi kosong.
Artinya, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) tersebut lebih canggih dari milik PT PLN (Persero) yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada Maret.
Saat ini, Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama China Southern Power Grid International sedang mempersiapkan kerja sama, salah satunya dengan membangun SPKLU. Beberapa potensinya yakni di ruas tol Trans Jawa, tol Merak-Bandung, hingga berbagai kawasan Bali.
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa nota kesepahaman antara IMI dengan China Southern Power Grid International rencananya ditandatangani pada Agustus 2022. Dua bulan kemudian, diharapkan sudah bisa meresmikan SPKLU di beberapa tempat stretegis.
“IMI Charging Station rencananya memiliki konsep ultra fast charging sehingga bisa mengisi penuh kendaraan listrik dengan kapasitas di atas 80 kilo Watt hour (kWh) hanya dalam waktu 10 menit sampai 20 menit saja dari posisi kosong,” katanya melalui keterangan pers, Rabu (6/7/2022).
Pria yang disapa Bamsoet itu menjelaskan bahwa IMI Charging Station juga dilengkapi fitur simultan charger yang dapat mengisi 10 unit kendaraan listrik secara bersamaan.
IMI Charging Station, tambah Bamsoet, ada demi mewujudkan grand strategi energi nasional. Pemerintah sendiri menargetkan sudah membangun 31.859 unit SPKLU yang tersebar di berbagai daerah pada 2030.
Dengan begitu, bisa melayani para pengguna kendaraan listrik yang pada tahun tersebut diproyeksikan menembus 2,2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik.
Berdasarkan kajian Kementerian, pemerintah bisa menghemat BBM sekitar 13 juta barel atau senilai Rp16 triliun per tahun jika target penggunaan 2,2 juta unit mobil listrik dan 13 juta motor listrik terealisasi.
Selain juga membantu penurunan emisi CO2 sebesar 4 juta ton per tahun dan peningkatan konsumsi listrik sebesar 2,4 terawatt hour (TWh) per tahun.
“Dari sisi keuangan negara, penggunaan kendaraan listrik bisa mendorong pengurangan impor bahan bakar minyak yakni bensin dan diesel mencapai 67,9 bopd. Setara dengan penghematan devisa negara sebesar USD 1,6 miliar, sekaligus berpotensi menghemat subsidi BBM hingga Rp 600 miliar per tahun,” terangnya.
Sementara itu dikutip dari situs web.pln.co.id, Presiden Jokowi telah meresmikan SPKLU dengan tipe ultra fast charging pertama di Indonesia yang dipersiapkan untuk mendukung operasional kendaraan delegasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Maret lalu.
Menyandang nama ultra fast charging, SPKLU ini mampu mengisi penuh mobil listrik dengan kapasitas di atas 80 kWh hanya dalam waktu 30 menit dari posisi kosong.
Tak hanya itu saja, SPKLU dengan daya 200 kW ini juga dilengkapi dengan fitur simultan charger sehingga dapat mengisi dua unit kendaraan secara bersamaan.
Dengan fitur ini, maka distribusi beban listrik yang dialirkan secara dinamis kedua mobil yang sedang diisi dayanya.