Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan CEO Tesla Elon Musk.
Pertemuan Menko Marinves dengan Bos Tesla ini pun bukan pertama kalinya. Pertemuan ini terlihat dari laman instagram Vice President PT Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama Tbk. Pandu Sjahrir. Dalam laman tersebut dikatakan Luhut bersama keponakan Pandu dan Elon Musk membicarakan terkait perkembangan electric vehicle, renewable energy, dan B20.
"Elon sangat semangat membicarakan Indonesia dan kemajuan industri Nikel dan Electric vehicle Di Indonesia. Semoga dengan pertemuan ini bisa membawa lebih banyak lagi investasi high technology ke Indonesia dan Indonesia bisa menjadi bagian penting dari supply chain Global Electric Vehicle industry," ujar Pandu di laman Instagram @Pandusjahrir.
Elon Musk tercatat maju mundur dalam rencana investasi di Indonesia. Pada tahun lalu, misalnya, Tesla sempat disebut-sebut bakal mengembangkan baterai lithium di Indonesia, tetapi batal. Tesla juga dikabarkan mundur dari Indonesia terkait persyaratan pasokan bahan baku untuk membuat pembangkit listrik.
Berikut ini sejumlah wacana investasi Tesla di Indonesia yang sempat dikemukakan oleh pemerintah:
1. Investasi Pembangunan Pabrik ESS dan Baterai Litium
2. Investasi Sistem Penyimpanan Energi
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membeberkan minat investasi yang akan dilakukan Tesla Inc. milik miliuner Elon Musk di Indonesia.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Selasa (9/2/2021), Nicke mengatakan bahwa rencana investasi ke Indonesia bukan untuk bisnis baterai kendaraan listrik, melainkan untuk mengembangkan sistem penyimpanan energi (energy storage system/ESS).
Baca Juga
“Tesla minat di energy storage, bukan di electric vehicle battery, dia datang ke Indonesia lihat potensi menjaga keandalan suplai dari PLTS [pembangkit listrik tenaga surya] adalah ESS, ini pasar besar. Pertamina pun masuk ke sana,” jelasnya.
Adapun Indonesia memang memiliki pesona tersendiri di ekosistem EV. Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Nikel pun merupakan bahan penting dalam baterai EV.
Produsen baterai seperti Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dan LG dari Korea Selatan juga sudah menginvestasikan di Indonesia.