Bisnis.com, JAKARTA- Sebagaimana prediksi BloombergNEF, total penjualan electric vehicle (EV) sepanjang tahun lalu mencapai 6,3 juta unit. Volume tersebut tumbuh berlipat ganda dibandingkan realisasi penjualan EV pada 2020.
Salah satu faktor pengungkit penjualan pada tahun lalu adalah permintaan domestik China yang tumbuh signifikan.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/2/2022), perkiraan Bloomberg tersebut merupakan revisi terhadap prognosis sebelumnya. China dan Eropa masih merupakan ceruk pasar terbesar dari EV, sekaligus basis produksi global.
Di lain sisi, menurut data terbaru ev-volume.com, hingga akhir Desember 2021, penjualan EV malah menembus 6,75 juta unit. Produk BEV mendominasi dengan pangsa pasar 71% dan PHEV sebesar 29%.
Tesla masih merupakan produsen paling besar EV global. Pada tahun lalu, pabrikan besutan Elon Musk itu berhasil mengapalkan 936 unit EV, meningkat dibandingkan pada 2020 yang sebesar 436 ribu unit.
Ujung tombak penjualan masih dipegang Tesla Model-3 dengan tingkat penjualan mencapai 501 ribu unit.
Baca Juga
Secara berurutan, Tesla dibuntuti Volkswagen di tempat kedua penjualan terbanyak, dan BYD. Pada tahun lalu, BYD berhasil melego 600 ribu unit EV.
Sementara itu, berdasarkan studi Bloomberg, pergerakan pasar terbesar yang masih berpusat di China juga didorong pabrikan-pabrikan tersebut. Merek BYD, Tesla, dan SAIC-GM-Wuling mendominasi penjualan di China, serta mencatatkan pertumbuhan penjualan yang pesat pada tahun lalu.
Namun demikian, hingga saat ini, produksi mobil termasuk EV masih digelayuti persoalan krisis semikonduktor yang sangat membebani produksi.