Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTB Incar Kenaikan Pangsa Pasar Tahun Ini

Distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC), PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) mengincar pangsa pasar 48 persen tahun ini, naik 130 basis poin dibandingkan dengan tahun lalu.
Executive Vice President of Sales and Marketing Division PT KTB, Duljatmono memaparkan capaian penjualan Mitsubishi Fuso sepanjang 2021. /KTB
Executive Vice President of Sales and Marketing Division PT KTB, Duljatmono memaparkan capaian penjualan Mitsubishi Fuso sepanjang 2021. /KTB

Bisnis.com, JAKARTA — PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mengincar kenaikan pangsa pasar menjadi 48 persen pada tahun 2022. Pada 2021 atau tahun lalu, distributor resmi kendaraan niaga merek Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) ini menguasai 46,7 persen pasar kendaraan niaga di Indonesia. 

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan whole sales (pabrik ke diler) kendaraan niaga mencapai 227.396 unit. Di mana KTB memimpin penjualan (wholesales) dengan 36.518 unit, diikuti Isuzu 26.636 unit, Hino 20.683 unit, dan Mercedes-Benz Commercial Vehicle (Daimler) sebanyak 1.810 unit.

Executive Vice President of Sales and Marketing Divisions PT KTB  Duljatmono mengatakan bahwa tahun ini pasar truk diperkirakan tumbuh 0–20 persen secara tahunan atau menjadi 74.000 unit hingga 88.000 unit. 

Bila dirinci pada segmen KTB bermain, light duty truck (LDT) diperkirakan naik 0–17 persen, menjadi 55.000 unit hingga 64.000 unit. Sementara itu, medium duty truck (MDT) naik 0–26 persen, menjadi 13.500 unit hingga 17.000 unit. 

"Pada tahun lalu market share kami di LDT mendominasi dengan 56,9 persen dan MDT 22,5 persen," kata Duljatmono dalam konferensi pers virtual, Rabu (26/1/2022).

Duljatmono menjelaskan rentang perkiraan pertumbuhan yang lebar tersebut karena pasar masih dibayangi ketidakpastian. Setidaknya ada 4 faktor yang dapat memberikan stimulus positif, yakni pertumbuhan GDP yang mencapai 5,9 persen, harga CPO dan nikel yang tinggi, pembangunan infrastruktur, dan pertumbuhan sektor logistik. 

Pada saat yang sama, ada 5 faktor yang dapat menghambat pertumbuhan kendaraan niaga. Indonesia saat ini masih dibayangi kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 yang dapat kembali membuat pengetatan mobilitas. 

Kemudian, ketidakstabilan harga batu bara dan ketidakpastian kebijakan pelarangan ekspor. "Kita harap regulasi terhadap kelanjutan ekspor komoditas ini tetap positif," katanya. 

Faktor penghambat lain adalah implementasi standar emisi Euro 4, kenaikan harga bahan mentah, dan krisis suku cadang. 

Terkait Euro 4, KTB telah menyiapkan sejumlah strategi. "Karena Euro 4 baru bagi pelanggan, KTB siap mendukung pelanggan dengan solusi total, ketersediaan suku cadang dengan harga terjangkau, lebih banyak lokasi 2S Fleet Workshop, dan menambah operasi Mobile Workshop Service," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper