Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) memberikan sejumlah catatan mengenai usulan penghapusan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil secara permanen.
Meski menyatakan dukungannya, Ketua Umum APBI Azis Pane tak ingin terlalu optimistis kebijakan itu bakal mengerek penjualan ban dalam waktu dekat.
"Bagus sekali, artinya bisa meningkat penjualan kami ke OEM (original equipment manufacturer). Tetapi itu terbatas, memang kalau mobil itu murah, semua orang bisa beli mobil?" kata Azis saat dihubungi Bisnis, Kamis (30/12/2021).
Kebijakan diskon PPnBM yang diterapkan sejak Maret 2021 dinilai belum dirasakan secara signifikan oleh pengusaha ban. Pasalnya, hal ini terkait dengan usia penggunaan ban yang maksimum mencapai 2-3 tahun.
Hal lain yang menjadi catatan Azis yakni rasio kepemilikan mobil di Indonesia yang masih rendah. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru mencapai 99 unit per 1.000 orang.
Azis mengaku ragu angka rasio tersebut dapat meningkat dalam waktu dekat sehingga memberikan dampak berganda untuk industri ban.
"Kami memang setuju karena itu meningkatkan akses ke mobil. Kalau seandainya jalan diperbaiki, rakyat beli mobil, saya beli ada, perlu 10 pabrik ban lagi di Indonesia, lho," ujarnya.
Senada dengan Azis, sebelumnya, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian Muhammad Taufiq mengatakan dampak berganda diskon PPnBM mobil pada industri ban belum terlalu signifikan.
"Dampak relaksasi PPnBM tersebut baru akan terasa optimal ketika konsumen melakukan penggantian ban mobil setelah penggunaan 12-18 bulan," kata Taufiq.
Namun, Taufiq menyebut bagi industri ban yang menjadi mitra OEM, kebijakan tersebut cukup memberikan dampak yang positif. Hal itu karena penjualan ban OEM yang disuplai ke merek otomotif sejalan dengan kenaikan penjualan mobil.
Sementara itu, volume produksi ban nasional diperkirakan meningkat 30-40 persen sepanjang tahun ini menjadi 193 juta unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 79,5 juta unit untuk ban roda empat, 80 juta unit untuk sepeda motor, dan sisanya 33 juta unit untuk sepeda. Adapun serapan ke pasar domestik sekitar 30 persen, sedangkan 70 persen sisanya disalurkan ke pasar ekspor.