Bisnis.com, JAKARTA — BMW berencana untuk mengurangi emisi karbon di seluruh siklus kendaraannya, termasuk proses produksi, setidaknya 40 persen pada 2030. Hal Ini berarti mempercepat target pengurangan emisi dari pabrikan asal Jerman itu dari target sebelumnya.
Produsen mobil yang berbasis di Munich ini bermaksud untuk meningkatkan proporsi bahan daur ulang yang dapat digunakan kembali dalam pembuatan kendaraannya dari 30 persen menjadi 50 persen.
"Kami berkomitmen pada jalur yang jelas untuk mencapai target 1,5 derajat," kata CEO Oliver Zipse, mengacu pada Perjanjian Paris, mengutip Tempo, Jumat (3/9/2021).
BMW enggan menetapkan tenggat waktu yang sulit untuk menghentikan mobil berbahan bakar fosil,. Pasalnya perusahaan menilai masih ada keterbatasan perluasan kendaraan listrik termasuk kurangnya infrastruktur pengisian daya di seluruh Uni Eropa dan di tempat lain.
Namun, produsen mobil telah menetapkan berbagai target terkait kendaraan energi terbarukan, termasuk menghasilkan setidaknya setengah dari penjualan BMW Group dari kendaraan listrik pada tahun 2030 dan mengurangi emisi CO2 per kendaraan.
Seperti pesaingnya, BMW juga telah memperingatkan bahwa pendapatannya dalam beberapa bulan mendatang dapat terganggu oleh kekurangan cip semikonduktor dan harga bahan baku, meskipun melaporkan laba yang lebih kuat dari yang diharapkan dalam hasil kuartalan terbaru.
Sementara itu, BMW Group atau BMW AG mencatat peningkatan penjualan kendaraan listrik secara global sepanjang semester I/2021.
BMW AG mengirimkan 153.267 unit kendaraan ke seluruh dunia, naik 148,5 persen secara tahunan (yoy).
“Ke depannya kami akan memperkuat lini kendaraan listrik dengan memperkenalkan BMW iX dan BMW i4,” ujar Member of the Board of Management of BMW AG, Customer, Brands, dan Sales Pieter Nota.
BMW iX dan i4 disebut-sebut akan mewujudkan era baru kendaraan listrik untuk perusahaan. Kedua model ini rencananya tersedia di Indonesia pada 2022. BMW Group memprediksi kendaraan listrik penuh akan mewakili 50 persen penjualan global pada 2030.