Bisnis.com, JAKARTA — Gerakan anti Tesla kembali muncul di China. Setelah muncul isu mobil listrik Elon Musk tersebut memata-matai penduduk China, kali ini pemerintah meminta pegawainya menjual mobil Tesla yang terparkir di garasi rumah.
Seluruh pejabat negara di Provinsi Zhejiang dan Guangxi akan mengecek karyawan yang memiliki mobil listrik Tesla. Ada pejabat yang menginstruksikan seluruh pegawai agar tidak mengendarai mobil Tesla di area sensitif pemerintah.
Gerakan anti Tesla ini muncul setelah muncul dugaan Tesla lewat mobil listrik buatannya memata-matai penduduk China kemudian mencuri data untuk dikirim ke Amerika Serikat.
Kecurigaan ini dipicu kamera on-board di mobil Tesla yang disebut dapat menangkap data sensitif di instalasi utama pemerintah.
CEO Tesla Inc. Elon Musk telah mendirikan situs khusus konsumen Tesla di China, tetapi pemerintah masih belum yakin data tersebut dijamin keamanannya.
Sejatinya di China, Tesla memiliki penggemar yang cukup banyak dengan volume penjualan yang solid meskipun tidak sedikit pabrikan lokal dan global menjadi kompetitornya.
Seperti dilansir Hindustan Times pada Sabtu (29/5/2021), Elon Musk berulang kali mengampanyekan bahwa Tesla tidak hanya menjamin keamanan mobilnya, tetapi juga menjaga keamanan data konsumennya di China.
“Ada motivasi kuat dalam diri kami untuk merahasiakan segala informasi [konsumen]. Jika kelak Tesla terbukti menggunakan mobil untuk aktivitas mata-mata di China atau negara mana saja, kami siap tutup,” tutur Musk tatkala jadi pembicara di China Development Forum.
Negeri Tirai Bambu menjadi pasar yang memiliki peran penting dalam penjualan mobil raksasi otomotif dunia, termasuk Tesla.
Tesla pun telah membangun pabrik pertamanya di luar AS yang berlokasi di Shanghai, Cina, pada 2019. Pabrik ini dibuat untuk memproduksi mobil listrik Tesla untuk pasar Cina dan Eropa.