Bisnis.com, JAKARTA —Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penjualan mobil pada April 2021 melonjak 227 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Sebagaimana diketahui, kebijakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah telah berjalan hampir tiga bulan. Pada awal insentif ini dirilis, pemerintah mengatakan akan melakukan evaluasi per tiga bulan untuk melihat dampak dari diskon pajak barang mewah untuk pembelian mobil baru tertentu.
Airlangga menilai dampak kebijakan PPnBM terlihat dari lonjakan penjualan mobil sejak awal diskon PPnBM berlaku. “Bulan Maret saat awal diberlakukan sudah ada kenaikan 28,85 persen,” kata Menko Airlangga Airlangga saat halalbihalal media secara daring belum lama ini.
Adapun pemerintah memberikan insentif pajak dengan diskon PPNBM 100 persen pada Maret–Mei 2021, diskon 50 persen pada Juni–Agustus 2021, dan diskon 25 persen pada September–Desember 2021 untuk mobil kategori sedang dan tipe 4x2 dengan kapasitas 1.500 cc.
Sementara itu untuk mobil berkubikasi mesin 1.500 cc hingga 2.500 cc diberikan diskon PPnBM 50 persen sepanjang April–Agustus. Kemudian September–Desember, diskon dikurangi menjadi 25 persen.
Melihat dampak positif relaksasi pajak berupa diskon PPnBM dalam penjualan mobil, Menko Airlangga melanjutkan, pemerintah akan terus melanjutkan skema insentif tersebut sesuai skenario yang telah ditetapkan.
Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel, secara akumulatif, Januari–April 2021 naik 5,9 persen yoy menjadi 257.953 unit. Secara bulanan volume penjualan ritel telah mendekati level normal atau sekitar 80.000 per bulan.
Namun, pulihnya penjualan ritel selama dua bulan terakhir belum cukup kuat mengatrol volume produksi untuk tumbuh positif. Sepanjang Januari–April, produksi kendaraan bermotor roda empat dan lebih masih mengalami kontraksi atau turun 0,8 persen yoy menjadi 346.523 unit.
Sejumlah pabrikan kendaraan penumpang yang masih mengalami kontraksi volume produksi adalah Suzuki (-6,0 persen), Honda (-21,0 persen), BMW (-23,2 persen), Hyundai (89,2 persen), dan Mini (47,3 persen).
Sementara itu, Gaikindo mencatat, DFSK sejak awal tahun tidak mencatat produksi di Indonesia. Padahal sepanjang Januari–April 2020, pabrik mobil asal China yang berlokasi di Cikande, Banten ini menghasilkan 1.025 unit.