Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota Astra Motor (TAM) melaporkan kebijakan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) memberikan dampak signifikan terhadap kinerja penjualan.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah hingga akhir 2021 ini diperkirakan akan mendongkrak penjualan kuartal II/2021 hingga mencapai 60.000 unit.
"Rasanya kita bisa bertahan di 20.000-an, jadi Maret, April, Mei [penjualan] di kepala dua [20.000-an]," kata Direktur Marketing TAM Anton Jimmy Suwandy dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Namun, satu tantangan pasar otomotif saat ini adalah memenuhi permintaan konsumen. Pasalnya kapasitas produksi pabrik di tengah pandemi belum maksimal.
"Produksi ada prokes, ada jaga jarak juga. Pergerakan harus diatur untuk tidak terlalu banyak interaksi. Dari sisi jam kerja juga kita berkurang," jelas Anton.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kinerja penjualan TAM meningkat signifikan sepanjang Maret 2021 atau ketika pemerintah mulai menggulirkan insentif PPnBM untuk mobil tertentu.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diterima Bisnis, Senin (12/4/2021) menunjukkan penjualan Toyota sepanjang Maret 2021 mencapai 26.445 unit.
Namun, secara tahunan, volume penjualan Toyota masih terkontraksi. Sepanjang kuartal I/2021, TAM membukukan 54.274 unit atau turun 18,5 persen secara tahunan.
Sebagaimana diketahui, dua bulan pertama 2020, virus Corona belum meruntuhkan daya beli masyarakat. Dengan demikian pada Januar-Februari 2020, penjualan TAM masih berada pada level lebih dari 20.000 unit per bulan.
Adapun secara umum, penjualan retail kendaraan bermotor roda empat dan lebih Maret 2021 naik 65,1 persen secara tahunan menjadi 77.511 unit. Secara tahunan kinerja bulan ketiga tahun ini naik 28,2 persen secara tahunan.
Namun secara akumulasi, atau volume penjualan sepanjang kuartal I/2021 masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Pada triwulan pertama 2021 ini, volume penjualan retail sebanyak 178.450 unit atau turun 18,7 persen secara tahunan.