Bisnis.com, JAKARTA – Hyundai Motor Company (HMC) menilai perluasan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia mesti dibarengi oleh kemauan kuat antarpihak.
Tae-Uhn Kim, Vice President Business Strategy Planning HMC, dalam acara The Economist Indonesia Summit, mengatakan bahwa tanpa kemauan kuat dari pemerintah dan swasta, langkah menuju pertumbuhan ekonomi hijau tidak akan tercapai.
“Langkah menuju pertumbuhan ekonomi yang hijau adalah perubahan paradigma yang tidak mungkin terwujud tanpa kemauan kuat, baik dari pemerintah maupun sektor swasta,” ujar Kim, Rabu (31/3/2021).
Dia menilai pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang tepat dengan dukungan penuh dari industri. “Kolaborasi yang kuat adalah suatu keharusan untuk terus mendorong adopsi dan penggunaan BEV [battery electric vehicle] secara lebih luas.” ujarnya.
Menurutnya, dengan memperluas penggunaan BEV untuk menggantikan kendaraan konvensional dapat membantu pengurangan polusi. Pada saat bersamaan, juga mendukung Indonesia dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang kuat dan ramah lingkungan.
Kim menambahkan bahwa pemerintah Indonesia telah memulai kebijakan pendukung untuk kendaraan rendah emisi karbon atau low carbon emission vehicles (LCEV) yang mencakup hibrida (HEV) dan plug-in hybrid (PHEV).
“Jenis kendaraan tersebut memiliki peran utama sebagai titik transisi akan adopsi kendaraan listrik secara penuh yang nantinya akan mendukung lebih lanjut untuk lingkungan yang lebih bersih,” pungkasnya.
Dia menuturkan bahwa pergeseran ini sejalan dengan konsensus global dalam upaya untuk mengurangi jejak karbon atau carbon footprint dunia, sekaligus mengurangi dampak dari perubahan iklim.
Tindakan global tersebut tidak hanya untuk mengikuti arahan dari Paris Climate Accord, tetapi juga selaras dengan persepsi global bahwa dampak perubahan iklim dapat mencapai titik kritis, jika tren saat ini terus berlanjut.
“Diskusi seputar pemulihan ekonomi pasca pandemi harus untuk dilakukan serta pentingnya menciptakan pola pikir membangun kembali lebih hijau daripada hanya sekadar membangun kembali,” tutur Kim.