Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Hibrida Sepanjang 2020 Tumbuh 61 Persen

Daya beli masyarakat perlu ditingkatkan guna memperluas popularitas kendaraan listrik di Indonesia.
Sebuah kabel pengisian kendaraan listrik terlihat pada kap mobil hibrida Volvo dalam ilustrasi gambar ini diambil 6 Juli 2017. - REUTERS
Sebuah kabel pengisian kendaraan listrik terlihat pada kap mobil hibrida Volvo dalam ilustrasi gambar ini diambil 6 Juli 2017. - REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat penjualan mobil listrik hibrida sepanjang 2020 melonjak sebesar 61,75 persen dibandingkan dengan 2019.

Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gaikindo, menuturkan bahwa mobil hybrid electric vehicle (HEV) membukukan penjualan sebanyak 1.108 unit pada 2020, sedangkan 2019 menorehkan 685 unit.

“Ini yang menarik adalah HEV karena pada 2019 mencatatkan 685 unit, sedangkan pada 2020 meningkat menjadi 1.108 unit,” ujarnya dalam webinar Economic Benefits Vehicular Emission Control, Selasa (2/2/2021).

Dia menambahkan bahwa penjualan mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV) juga mengalami peningkatan, yakni dari 685 unit pada 2019 menjadi 1.108 unit pada 2020. Adapun, penjualan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) turun dari 20 unit pada 2019 menuju 6 unit pada 2020.

Kukuh mengatakan bahwa daya beli masyarakat perlu ditingkatkan guna memperluas popularitas kendaraan listrik di Indonesia.

“Masyarakat daya beli kendaraannya di harga Rp300 juta, sedangkan harga mobil listrik masih di kisaran harga Rp450 juta ke atas. Ini cukup jauh dari jangkauan rata-rata masyarakat yang mampu membeli kendaraan roda empat,” tuturnya.

Mobil listrik memiliki harga jual yang lebih mahal daripada mobil konvensional lantaran komponen utamanya, yaitu baterai, belum diproduksi secara massal. Adapun, harga baterai mobil listrik sendiri sekitar 40 persen dari harga mobil listrik.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi pernah mengatakan bahwa tingginya harga mobil listrik menjadi kendala dalam meningkatkan popularitasnya di Tanah Air.

“Kalau kita paksakan pun market belum bisa terima karena harganya yang mahal. Belum lagi lagi kita juga mesti melihat infrastruktur, melihat dukungan-dukungan lain harus yang harus dipersiapkan,” ujar Nangoi.

Persoalan lain adalah jarak tempuh mobil listrik masih terbatas karena kapasitas baterai mobil listrik terbatas. Ini berbeda jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak yang memiliki jarak tempuh panjang karena dukungan ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper