Bisnis.com, JAKARTA – PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menilai tantangan terbesar dalam peralihan menuju bus listrik adalah kepastian soal kegiatan operasional dan layanan kepada konsumen.
Pelaksana Tugas Direktur Utama TransJakarta Yoga Adiwinarto mengatakan tantangan terbesar perusahaan adalah memastikan tidak adanya perubahan operasional dalam peralihan dari armada diesel menuju listrik.
“Kami ingin memastikan tidak ada kesulitan operasional. Dengan mengubah dari diesel ke listrik, tetap operasional berjalan seefisien mungkin karena kami menggunakan taxpayer money atau layanan yang disubsidi,” ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (25/9/2020).
Yoga menambahkan komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dan pembayar pajak untuk tetap menjunjung nilai pelayanan.
“Terutama kepada konsumen adalah pelayanan. Kedua untuk pembayar pajak bahwa teknologi ini harus lebih efisien dari diesel, baik dari sisi biaya maupun manfaat,” tuturnya.
Dia juga mengatakan bahwa TransJakarta menargetkan 50 persen armada yang beroperasi di Jakarta akan menggunakan tenaga listrik pada 2025. Ini menjadi dukungan perseroan terhadap pemerintah dalam mempercepat kendaraan listrik berbasis baterai.
Baca Juga
“Pemprov DKI menyatakan bahwa hanya akan mengadakan bus zero emission mulai tahun 2025, lalu memastikan sebagian besar area sudah terbebas dari emisi pada 2030. Inilah landasan khusus kami,” kata Yoga.
Namun, di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan bahwa pemprov terpaksa melakukan relaksasi target penerapan kendaraan listrik berbasis baterai untuk armada TransJakarta akibat dampak pandemi Covid-19.
Syafrin menjelaskan bahwa relaksasi tersebut merupakan dampak dari pengalihan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penanganan Covid-19 di Jakarta.
“Target kami untuk penggunaan bus listrik pada seluruh armada TransJakarta pada 2030 tidak dihilangkan, tetap ada. Namun, kami lakukan relaksasi menyesuaikan kondisi yang ada karena imbas pandemi," ujar Syafrin beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan bahwa pada tahun ini seharusnya ada 100 bus listrik yang siap beroperasi. Namun, pandemi virus Corona membuat Pemprov DKI melakukan relaksasi dan berfokus mengalokasikan APBD guna menangani wabah tersebut.