Bisnis.com, TOKYO - Nissan Motor Co akan memangkas anggara biaya tahunan US$2,8 miliar sebagai bagian dari langkah restrukturisasi sekaligus risiko penurunan penjualan yang mempersulit pemulihan dari periode profitabilitas buruk.
Setelah 3 tahun merosot laba, Nissan akan mengumumkan rencana restrukturisasi pada 28 Mei sebagai upaya terbaru memangkas biaya setelah strategi penjualan agresif untuk mengejar pangsa pasar telah memukul perusahaan.
Bloomberg melaporkan Nissan akan memangkas biaya tetap di beberapa bidang, seperti pemasaran dan penelitian. Namun, dewan perusahaan belum meninjau rencana.
Sebagian besar pembuat mobil sedang bersiap-siap untuk mendapatkan untung besar dari coronavirus. Namun, Nissan telah menghadapi penurunan penjualan dan laba sebelum pecahnya pandemi Covid-19, yang memaksanya untuk membatalkan ekspansi agresif yang dirancang pemimpin terguling Carlos Ghosn.
Berdasarkan laporan tersebut, Nissan juga mempertimbangkan penghapusan merek Datsun yang selama ini telah berjuang di pasar Asia dan Rusia dengan harga yang lebih murah, serta menutup jalur produksi kendaraan tambahan.
Seorang juru bicara Nissan menolak mengomentari laporan itu.
Baca Juga
Sejak Ghosn ditangkap di Jepang atas tuduhan kesalahan keuangan pada 2018, Nissan telah berjuang membalikkan strategi pertumbuhan agresif pemimpin terguling yang mewariskan merek murah dan pabrik yang iddle sehingga menguras keuangan.
Reuters telah melaporkan bahwa Nissan mengakui harus menjadi pembuat mobil yang lebih kecil dan lebih efisien, serta memulihkan ikatan dealer dan memperbarui produk untuk mendapatkan kembali kekuatan harga dan profitabilitas.
Di Indonesia, Nissan telah menghentikan produksi sejumlah model bermerek Nissan sejak setahun terakhir, disusul dengan penghentian produksi merek Datsun.
Dengan demikian, Nissan tidak lagi menjadi peserta program kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) melalui model Datsun Go dan Datusn Go+.