Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Virus Corona, Isuzu Klaim Bahan Baku Aman Hingga April

Mayoritas pemasok bahan baku otomotif dari China diklaim sudah mulai berproduksi, kendati masih ada sebagian kecil pemasok yang belum aktif. 
Model Berpose dengan kendaraan Isuzu Traga saat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, di Grand City Convex, Surabaya, Jumat (29/3/2019)./Bisnis-Wahyu Darmawan
Model Berpose dengan kendaraan Isuzu Traga saat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, di Grand City Convex, Surabaya, Jumat (29/3/2019)./Bisnis-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pasokan bahan baku produksi otomotif PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) diklaim aman hingga April mendatang.

Presiden Direktur IAMI Ernando Demily mengatakan Isuzu terus memonitor iklim global yang tidak menentu akibat virus corona (COVID-19). Meski demikian, dia memastikan pasokan bahan produksi masih di level aman.

"Sejauh ini, untuk produksi sampai dengan April masih cukup aman. Kami juga masih memetakan terus," kata Ernando saat ditemui di sela-sela Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle (Giicomvec), di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Dia mengatakan mayoritas pemasok bahan baku otomotif dari China mulai produksi, tetapi masih ada sebagian kecil pemasok yang belum aktif. 

Di tengah kondisi ini, Ernando tetap optimistis dapat memenuhi target penjualan kendaraan niaga sebanyak 28.000 unit sepanjang tahun. Dia menyatakan apabila virus corona dapat ditangani, penjualan dipastikan tumbuh di semester dua.

"Mungkin dua bulan ini kami susah, tetapi kalau anti virus corona ditemukan, semester dua pasti terbang. Pengusaha juga tidak akan menahan terus karena pasti mau recovery," ungkapnya.

Ernando menyimpulkan malaise di industri otomotif jelas terpengaruh oleh keberadaan virus corona. Menurutnya, lesunya kinerja ekonomi China sebagai salah satu rantai pasokan global sangat memengaruhi kondisi saat ini.

Sejak diterpa virus corona, ratusan pabrik dari perusahaan-perusahaan di Wuhan, tempat pertama virus corona ditemukan, terpaksa ditutup. Akibatnya, rantai produksi China pun terputus.

Menurut catatan Bloomberg, di Wuhan, terdapat lebih kurang 515 industri yang mayoritas bergerak di sektor manufaktur. Di antaranya adalah 146 industri otomotif, 68 perusahaan komputer, 47 industri perangkat listrik, 32 industri produk konsumen, dan 222 perusaahan dari berbagai jenis industri lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper