Bisnis.com, JAKARTA - Pasokan bahan baku menjadi tantangan bagi industri otomotif saat ini di tengah ketidakpastian kondisi global akibat virus corona (COVID-19).
Kendati begitu, Kementerian Perindustrian memastikan cadangan bahan baku industri otomotif aman hingga empat bulan ke depan.
Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan, dan Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengakui bahwa kinerja industri otomotif cukup terbebani kasus virus corona, di samping juga bencana banjir pada awal tahun.
Menurutnya, penyebaran COVID-19 masih akan berdampak panjang bagi industri otomotif, khususnya pada rantai pasokan komponen hingga produksi. Dia berharap masalah itu tidak berlangsung lama.
"Semua perekonomian secara global bisa terpengaruh apabila berkepanjangan," tuturnya kepada Bisnis, Jumat (6/3/2020).
Terpisah, Menteri Perindustrian Agus gumiwang kartasasmita mengatakan terus memonitor kondisi global, terutama China, yang menjadi negara asal penyebaran COVID-19. Dia pun meyakini stok bahan baku otomotif dalam negeri aman.
Baca Juga
"Sejauh ini tidak ada masalah dan rata-rata industri mempunyai cadangan bahan baku hingga tiga atau empat bulan ke depan," ujarnya di sela-sela ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle (Giicomvec), di Jakarta, Kamis (5/2/2020).
Dia menyampaikan sejumlah industri di China juga sudah mulai melakukan produksi, termasuk Jepang. Agus memprediksi dalam waktu dekat rantai pasokan dari negara-negara produsen, yang terdampak COVID-19, akan kembali normal.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan tidak memiliki data terperinci terkait dengan jumlah pasokan bahan baku dari China.
"Totalnya kami tidak pernah tau persis karena terus terang [rantai pasokan] ada yang direct dan indirect. Jadi, beberapa produk komponen dari Jepang pun ada yang dipasok dari China," tuturnya.
Adapun, kinerja industri otomotif di China pada Februari turun sekitar 96 persen dibandingkan tahun lalu dengan catatan penjualan sebanyak 811 unit kendaraan.
Analis Goldman Sachs Kota Yuzawa dalam laporannya mengatakan wabah COVID-19 diprediksi memangkas keuntungan lima produsen mobil Jepang sebesar US$1,6 miliar akibat penutupan pabrik-pabriknya di Hubei.
Lima produsen itu adalah Toyota Motor Corp, Nissan Motor Co, Honda Motor Co, Mitsubishi Motors Corp dan Mazda Motor Corp.