Bisnis.com, JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) tengah merundingkan secara internal terkait dengan rencana ekspor ke Australia. Hal ini menyusul ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partenership Agreement (IA-CEPA) telah selesai.
Adanya perjanjian ini bisa turut memacu ekspor produk unggulan Indonesia, salah satunya otomotif. Diketahui, terkait dengan IE CEPA ini, Australia menurunkan bea masuk produk dari Indonesia dari 5 persen ke 0 persen.
“Untuk hal IA CEPA sedang dalam tahap pembahasan,” kata Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan dan Pemasaran HPM Yusak Billy kepada Bisnis.com, Minggu (16/2/2020).
Dia mengatakan pada dasarnya ekspor selalu berdasarkan permintaan dari negara tujuan. Pihaknya juga masih melihat kondisi daya saing dari negara tersebut.
“Pada dasarnya ekspor ke suatu negara itu berdasarkan permintaan dari negara yang bersangkutan dan juga Melihat daya saing produk dari negara pengekspor,” katanya.
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan bahwa lima merek dengan penjualan mobil tertinggi di Indonesia tertarik untuk melakukan ekspor ke Australia. Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan industri tentu tertarik dengan perjanjian tersebut, lantaran pasar mobil Australia memiliki potensi sebesar 1,4 juta unit per tahunnya.
“Pasti [tertarik] pasarnya kan besar di sana ada 1,4 juta kalau dapat 10 persen saja kan lumayan,” kata Kukuh, Minggu (16/2/2020).
Sayangnya, dia enggan memerinci agen pemegang merek (APM) asal Indonesia mana saja yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk melakukan ekspor ke Australia.
Namun, merujuk data Gaikindo 2019, lima besar APM dengan penjualan mobil tertinggi adalah, PT Toyota Astra Motor dengan total penjualan 331.797 unit, PT Astra Daihatsu Motor totalnya 177.284, PT Honda Prospect Motor dengan total penjualan 137.339 unit, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia dengan penjualan 119.011 unit, dan PT Suzuki Indomobil sales dengan angka penjualan 100.383 unit.
“Semua tertarik lagi konsolidasi lah, belum bisa disebutkan detailnya, tapi kita sudah tahu kan produk-prouduk apa yang layak untuk di sana,” ujar Kukuh.