Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Januari, Pengusaha Otomotif Masih Santai

Pelaku industri otomotif menilai tingkat inflasi di Januari 2020 masih wajar. Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eskternal Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN), Bob Azzam menilai tingkat inflasi tersebut masih tetap nyaman bagi portofolio perusahaan.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri otomotif menilai tingkat inflasi di Januari 2020 masih wajar.  Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eskternal Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN), Bob Azzam menilai tingkat inflasi tersebut masih tetap nyaman bagi portofolio perusahaan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2020 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen secara month-to-month (mtm). Sementara itu, laju inflasi IHK tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,68 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 79 kota dari 90 kota yang disurvei mengalami inflasi.

“Masih wajar inflasi seperti itu. Secara makro yoy tetap nyaman bagi portfolio karena di bawah pertumbuhan, berarti rupiah stabil, suku bunga juga tidak ada dorongan untuk ke atas bahkan bisa di consider untuk turun,” kata Bob kepada Bisnis.com, Senin (3/2/2020).

Dia mengatakan secara bulanan tingkat inflasi tersebut terbilang cukup tinggi. Namun demikian angka tersebut masih sangat wajar, apalagi mengingat pada  Januari 2020 sejumlah daerah tertimpa musibah banjir.

“Bulanan cukup tinggi tapi masih batas wajar apalagi semua tahu Januari ada banjir, sehingga supply sedikit terhambat. Ke depan, bisa balance untuk lebih rendah apalagi harga bensin juga turun,” kata Bob.

Secara terpisah, Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga di sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, terutama komoditas bahan makanan, minuman, dan tembakau.

"Sumbangan inflasi dari kelompok ini mencapai 1,62 persen. Komoditas yang memberi kontribusi terbesar terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) antara lain cabai merah, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, beras, dan rokok," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper