Bisnis.com, JAKARTA – Tesla menggandeng ahli fisika dari Dalhouse University di Kanada untuk mengembangkan battery pack yang dapat menempuh jarak sejauh 1 juta mil atau sekitar 1,6 juta kilometer.
Dikutip dari Forbes.com, Jumat (3/1/2020) Tesla dan mitranya bahkan telah mengajukan hak paten atas teknologi baterai tersebut pada 26 Desember 2019. Teknologi baterai lithium-ion ini diklaim bakal mengalahkan baterai yang saat ini umum digunakan produsen mobil listrik lainnya.
CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pihaknya telah memulai pengembangan teknologi tersebut mulai April 2019.
Teknologi baterai ini sejatinya tidak dibutuhkan oleh para konsumen Tesla saat ini yang rata-rata unit mobil penumpangnya hanya memiliki rentang hidup maksimum atau lifespan 150.000 mil. Meski begitu, teknologi ini akan sangat membantu kendaraan truk jarak jauh yang rata-rata menempuh jarak 150.000 mil per tahun.
Dibandingkan dengan baterai 100 kWh yang kini digunakan pada varian Model S dan Model X baterai ini juga memiliki siklus pengisian daya yang lebih panjang. Jika dua model ini dapat bertahan hingga rentang 1.000—2.000 siklus, teknologi baru ini bakal bertahan hingga 4.000 siklus.
Bahkan, dikatakan bahwa kapasitas baterai tersebut hanya akan berkurang sekitar 5% setelah 1.000 siklus pengisian, dan 10% setelah 4.000 siklus.
Kandungan kimia dalam baterai ini juga diklaim dapat meningkatkan efisiensi, kepadatan energi, dan masa hidup yang lebih panjang dengan biaya lebih rendah. Struktur kristal katoda dan susunan kimiawi yang baru membuat baterai ini lebih tahan terhadap kerusakan dari siklus pengisian daya.