Bisnis.com, JAKARTA – Importir umum Prestige Motorcars menilai pasar mobil sport dan mobil super di Indonesia pada tahun ini tidak terlalu menggembirakan.
“Pasar mobil sport tetap stabil, tapi di posisi yang tidak baik. Bahkan ada keagenan merk supercar yang sudah ada ancang-ancang untuk hengkang dari Indonesia karena sudah tidak baik lagi secara bisnis untuk dijalankan,” kata Presiden Direktur IU Prestige Motorcars, Rudy Salim kepada Bisnis, Kamis (21/11/2019).
Menurutnya salah satu kendala utama yang menghambat pertumbuhan pasar segmen itu adalah faktor harga. Dia mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar dan tingginya tarif pajak untuk mobil-mobil ini membuat pasar sulit tumbuh.
Kendati demikian, menurutnya harga bukanlah satu-satunya faktor penting di pasar mobil sport. Faktor lain seperti model dan fitur turut memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli kendaraan di segmen itu. Namun, lantaran harganya terlalu tinggi fitur dan model baru tetap sulit menarik hati konsumen.
“Harga untuk model-model baru biasanya sama atau sedikit kenaikan dari harga model sebelumnya. Namun, nilai tukar dolar dan pajak menyebabkan harga jual yang sangat tinggi, sehingga permintaan mobil jenis baru menjadi sangat minim,” katanya.
Kendati secara umum pasarnya relatif stagnan, tetapi Rudy melihat adanya perubahan pada peta konsumen mobil sport. Menurutnya, saat ini banyak konsumen yang mulai beralih ke mobil sport bertenaga listrik.
Hal itu terlihat dari posisi Tesla Model 3 yang menjadi salah satu mobil paling diminati para konsumen Prestige Motorcars. Menurutnya, tren ini menjadi sinyal positif bagi bertumbuhnya pasar kendaraan listrik di Indonesia.
“Mobil yang paling diminati sekarang adalah Tesla Model 3, kedepannya sangat prospek karena mobil listrik sangat didukung pemerintah terutama dengan adanya Prepres No. 55/2019 tentang Percepatan Kendaraan Berbasis Listrik,” katanya.
Dia mengatakan salah satu keunggulan mobil sport listrik dibadingkan mobil sport bercetus api adalah tarif pajaknya yang lebih rendah. Hal ini membuat harga Tesla Model 3 lebih menarik bagi para konsumen berkantong tebal itu.
“Pajakanya tidak semahal supercar dengan combustion engine. Walaupun Tesla masih tergolong mobil listrik premium tapi harganya masih lebih masuk akal dibandingkan supercar lain. Konsumennya variatif, ada konsumen baru dan ada konsumen pemilik supercar yang menjadi pecinta mobil listrik juga,” katanya.