Bisnis.com, BOGOR – PT Toyota Astra Motor (TAM) akan mendistribusikan delapan unit GR Supra lagi dalam 3 bulan ke depan untuk menggenapkan jumlah distribusi mobil sport tersebut menjadi 12 unit sejak diperkenalkan beberapa waktu lalu.
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandi menuturkan sejak dirilis pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 pihaknya telah menerima sekitar 16 permintaan untuk mobil seharga Rp1,99 miliar itu. Namun, hingga saat ini baru empat unit yang dapat didistribusikan kepada konsumen.
“Kami hanya dapat empat unit untuk Indonesia, akhirnya kami minta tambahan produksinya. Akan ada sekitar delapan unit lagi yang masuk dalam 3 bulan ke depan, sehingga ada 12 customer yang akan dapat mobil ini, dan ke depannya kami akan minta untuk tambah lagi,” katanya di sela-sela uji jalan Toyota GR Supra di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Rabu (20/11/2019).
Menurutnya, minat pasar di Indonesia terhadap mobil sport Toyota cukup besar. Dia menjelaskan genarasi kelima Supra tersebut sengaja dihadirkan untuk menghidupkan kembali nama besar model tersebut sebagai legenda mobil sport milik Toyota.
Toyota, katanya, bukan pertama kali membawa mobil sport ke Indonesia. Pada 2012 Toyota sudah memperkenalkan model FT 86 yang saat ini dibanderol dengan harga Rp735 juta—Rp777 juta. Anton menuturkan hingga kini model tersebut mencatatkan penjualan cukup baik.
“Tentunya di Indonesia tidak membawa mobil sport bukan pertama kalinya untuk Toyota, sebelumnya kita sudah launch FT 86 pada 2012. Hingga Oktober 2019, secara kumulatif penjualannya selama 7 tahun sudah mencapai 733 unit, artinya sekitar 100 unit per tahun,” katanya.
Dia optimistis GR Supra dapat mengulang sukses FT 86 di Indonesia, meski secara jumlah penjualannya dinilai akan lebih rendah karena haganya lebih mahal. Menurutnya, calon konsumen saat ini hanya tinggal menunggu sejumlah kepastian seperti tarif pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).
Belum lama ini DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan BBN-KB sebesar 2,5% menjadi 12,5%. Menurutnya, hal itu membuat konsumen memutuskan menunda pembelian unit. Selain itu, kepastian kapan mereka akan menerima unit mobil ini juga turut memengaruhi keputusan konsumen.