Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan karoseri bus CV Laksana mengklaim sudah mendapatkan beberapa tawaran pengerjaan unit bus listrik, tetapi masih mempertimbangkan sejumlah hal teknis untuk merealisasikan permintaan tersebut.
Direktur Komersial Laksana Alvin Arman mengatakan saat ini permintaan dari sejumlah merek bus untuk membuat karoseri bus listrik. Namun, tawaran itu masih dipertimbangkan lantaran pembuatan bus listrik dinilai memiliki kesulitan yang berbeda.
Dia menjelaskan bus listrik sejatinya cukup sulit beroperasi di Indonesia sebagai negara tropis. Pasalnya, cuaca di Tanah Air membuat udara lebih panas dan lembab yang mengakibatkan penggunaan energi akan lebih boros untuk kebutuhan pendingin udara.
“Terus terang di Indonesia ini termasuk kondisi yang paling menantang, karena kita suhunya panas dan lembab, jadi memang energi terbesar itu akan dipakai untuk pendingin, itu akan makan kapasitas cukup besar,” ujarnya kepada Bisnis di Semarang, Kamis (15/11/2019).
Alvin mengatakan bus listrik akan lebih cocok untuk dioperasionalkan sebagai bus dalam kota karena jarak tempuhnya relatif lebih pendek dibandingkan bus antarkota. Penggunaannya sebagai moda transportasi umum seperti Trans Jakarta dinilai paling mungkin untuk dilakukan.
Manajer Ekspor Laksana Werry Yulianto mengatakan kebutuhan pembuatan karoseri untuk bus listrik tidak terlalu berbeda dengan bus konvensional. Hanya saja, diperlukan material yang lebih ringan untuk bus listrik.
Bus listrik, katanya, meski tidak memiliki komponen mesin memiliki berat yang lebih tinggi dibandingkan bus konvensional. Hal itu disebabnyak oleh komponen baterai yang digunakan pada bus tersebut.
“Baterainya itu yang sangat berat untuk bus listrik, sehingga sasisnya lebih berat, walaupun tidak ada engine, hanya ada powertrain,” katanya.
Dia menjelaskan untuk mengakali hal tersebut, Laksana menawarkan pembuatan rangka bodi karoseri bus listrik menggunakan material stainless steel. Material ini mampu mengurangi beban hingga 700 kg dibandingkan material lainnya seperti baja galvanisasi.