Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelonggaran Pajak Bakal Kerek Daya Beli Konsumen Otomotif

Supaya harga tidak terlalu mahal, pajak perlu dikurangi sehingga dapat memicu konsumsi.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengarapkan pemerintah daerah dapat memberikan pelonggaran pajak kendaraan untuk menggenjot pertumbuhan industri otomotif pada tahun depan.

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam menjelaskan hal itu akan menambah gairah pasar otomotif domestik yang tengah mengalami stagnasi, bahkan penurunan. Hal ini juga akan memaksimalkan bauran kebijakan moneter yang cenderung lebih longgar.

“Tidak cukup untuk kebijakan moneter untuk angkat demand. Supaya harga jangan terlalu mahal, pajak harus dikurangi, supaya bisa memicu konsumsi, selama ini dengan suku bunga rendah, dengan kemudahan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (31/10/2019).

Di sisi lain untuk jangka panjang, dia mengharapkan produktivitas industri otomotif dalam negeri dapat dipacu untuk menekan harga mobil di pasaran. Hal ini, lanjutnya, juga perlu diiringi dengan efisiensi pelaku industri otomotif dalam jangka pendek.

Salah satunya dengan meningkatkan lokalisasi komponen di dalam negeri. Hal ini akan membuat industri otomotif tidak lagi bergantung pada komponen impor yang akan terpengaruh nilai tukar rupiah di masa mendatang.

Bob menuturkan pihaknya belum memiliki proyeksi pasar ataupun target untuk tahun depan. Dia mengatakan bahwa faktor ketidakpastian global yang melanda saat ini menyebabkan penyusunan proyeksi tertunda.

“Mestinya di Oktober biasanya, cuma kan belum banyak mengeluarkan proyeksi tahun depan. Biasanya kalau certain, jauh-jauh hari juga bisa dikeluarin, jadi ya mungkin tahun depan mungkin dengan ketidakpastian, atau underexpectation, jadi belum ada,” katanya.

Menurutnya, ketidakpastian itu tidak lain disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang masih belum membaik. Isu perang dagang, ditambah dengan stagnasi penjualan di pasar domestik turut menjadi faktor ketidakpastian ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler