Bisnis.com, JAKARTA - Mobil nasional dinilai tidak mungkin hanya dipegang satu pabrikan. Pasalnya, selain memiliki tingkat komponen dalam negeri yang tinggi, harga mobil nasional pun harus terjangkau.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiskus Soerjopranoto mengatakan bahwa mobil nasional (mobnas) adalah salah satu strategi sebuah negara untuk membentengi diri dari serbuan mobil impor. Namun, untuk bisa sukses, masyarakat harus mampu membeli mobnas dan yakin bahwa mobil tersebut juga memiliki kualitas dibanding mobil lainnya.
"Tidak bisa misalnya mobil nasional itu yang buat adalah Toyota atau merek yang lainnya. Harus ada sinergi banyak pihak, termasuk banyak merek untuk sama-sama transfer teknologi. Jadi, produsen mobil Jepang, China, Eropa semuanya dilibatkan," ujarnya kepada pekan lalu.
Pria yang akrab disapa Soerjo ini mengatakan harga mobnas harus sesuai dengan daya beli masyrakat pada umumnya.
Belakangan ini, isu yang menyatakan Esemka bakal menjadi mobil nasional dibantah oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) selaku produsen. Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya mengatakan, SMK merupakan mobil murni produksi Indonesia dengan tenaga kerja dan komponen dari dalam negeri.
"Kami bukan mobil nasional, kami mobil produksi di Indonesia, pure produksi di Indonesia," ujarnya di sela-sela Pameran Industri Komponen Otomotif di Jakarta pekan lalu.