Bisnis.com, JAKARTA -- Mitsubishi Motors Corporation memproyeksikan penurunan laba operasional sebesar 19% pada akhir tahun ini.
Produsen otomotif terbesar kedua Jepang tersebut menilai penurunan tersebut terjadi karena perusahaan harus mengendalikan pertumbuhan agresif di tengah melambatnya permintaan mobil global dan memetakan jalur baru.
Dilansir dari Channel News Asia, Mitsubishi memperkirakan laba operasional turun menjadi ¥90 miliar dari realisasi tahun lalu senilai ¥111,8 miliar.
Adapun, laba operasional perusahaan tumbuh 14% secara tahunan.
CEO Mitsubishi Osamu Masuko mengatakan perusahaan perlu mengembangkan dan memasarkan layanan transportasi baru sesuai permintaan dan kendaraan dengan emisi rendah.
Hal tersebut, lanjutnya, dilakukan untuk mematuhi peraturan yang lebih ketat yang diproyeksi akan memberikan tekanan pada prospek pertumbuhan produsen mobil.
Masuko memprediksi penjualan otomotif dunia akan naik 4,9% menjadi 1,31 juta kendaraan pada akhir tahun ini.
Pertumbuhan tersebut, menurutnya, lebih lambat dibandingkan laju pertumbuhan penjualan pada tahun lalu yang mencapai 13%.
Menurutnya, perlambatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan penjualan melambat di Asia Tenggara.
Perusahaan, ujarnya, akan menerima perlambatan tersebut di pasar-pasar utama otomotif untuk memastikan profitabilitas yang berkelanjutan.
"Kami perlu merevisi strategi kami secara drastis bahkan jika kami mengalami perlambatan kinerja sementara. Mengadopsi strategi hanya berdasarkan ekspansi itu tidak realistis. Kita perlu memprioritaskan pertumbuhan yang sehat," ujarnya kepada pewarta.
Masuko menolak mengandalkan diskon dan penjualan armada untuk menumbuhkan total penjualan.
Mitsubishi, sambungnya, akan menghadapi beberapa tantangan tahun ini seperti perlambatan permintaan, gesekan perdagangan global, dan pengembangan teknologi otomotif baru.
Di sisi lain, Masuko mengemukakan tidak mengetahui rencana untuk mengusulkan pembentukan perusahaan holding antara produsen mobil Prancis, Renault SA, dan Nissan, seperti yang dilaporkan media akhir bulan lalu.
Masuko menyatakan ketiga perusahaan tersebut belum membahas integrasi manajemen.