Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil listrik, Tesla Inc., berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan pabrik barunya di Shanghai, China agar dapat memanfaatkan momentum.
Saat ini China masih menjadi pasar otomotif terbesar di dunia. Permintaan kendaraan listrik di negara tersebut juga terus meningkat.
Dilansir Bloomberg, Senin (29/4/2019), fondasi pabrik sudah dibangun. Pekerja konstruksi juga tengah membangun dinding pabrik. Kapasitas pabrik yang dinamai Gigafactory 3 itu bakal menyaingi fasilitas perakitan yang sudah dibangun di Amerika Serikat.
Adapun pembangunan pabrik seluas 210 hektare itu sudah dirintis sejak awal tahun ini.
Bos Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pada akhir tahun ini kapasitas pabrik di Shanghai itu bakal mencapai 2.000 unit setiap minggu. Pemerintah setempat menyatakan pembangunan pabrik itu bakal rampung pada Mei mendatang.
Kehadiran pabrik itu akan berdampak positif pada bisnis Tesla, lantaran perseroan tak harus membayar tarif 15% jika mendatangkan mobil dari Amerika Serikat. Alhasil harga mobil-mobil Tesla bakal lebih kompetitif.
Tesla sebelumnya tercatat merugi US$700 juta pada kuartal I/2019. Hingga akhir kuartal I/2019 perseroan memiliki kas US$2,2 miliar setelah membayar kewajiban convertible bond sebesar US$920 juta pada Maret 2019.
Sejumlah analis memprediksi Tesla perlu menggalang dana lagi untuk mendukung rencana ekspansi termasuk pembangunan pabrik di Shanghai, serta menyokong produksi mobil SUV baru Model Y.