Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Siapkan Program Strategis Pengembangan Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian telah menyiapkan program strategis pengembangan kendaraan emisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) mengunjungi stan peserta di sela-sela pembukaan pameran Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) mengunjungi stan peserta di sela-sela pembukaan pameran Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian telah menyiapkan program strategis pengembangan kendaraan emisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV).

Pengembangan LCEV ini meliputi low cost green car (LCGC), electrified vehicle, dan flexy engine

“Program yang akan dijalankan, antara lain untuk memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan, kemudian terkait penerimaan masyarakat terhadap kendaraan electrified vehicle, kenyamanan berkendara, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, adopsi teknologi dan regulasi, serta dukungan kebijakan baik fiskal maupun nonfiskal,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, Kamis (25/4/2019).

Adapun strategi dalam mendukung pengembangan LCEV, di antaranya insentif fiskal berupa tax holiday atau mini tax holiday untuk industri komponen utama, seperti industri baterai dan industri motor listrik (magnet dan kumparan motor). Airlangga optimistis insentif ini dapat meningkatkan investasi masuk ke Indonesia.

“Kemenperin juga mengusulkan pengaturan khusus terkait bea masuk dan perpajakan lainnya termasuk pajak daerah untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia,” katanya.

Langkah strategis lainnya, melakukan ekstensifikasi pasar ekspor baru melalui negosiasi kerja sama Preferential Tariff Agreement (PTA) serta Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan negara yang memiliki permintaan tinggi untuk kendaraan.

“Pemerintah sudah melakukan negosiasi melalui PTA atau CEPA untuk membuka pasar ekspor baru bagi otomotif Indonesia. Yang paling memungkinkan saat ini seperti pasar Australia,” ungkapnya.

Sementara itu, produsen otomotif diharapkan menghadirkan beragam jenis kendaraan listrik ke pasaran sehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan.

Apalagi pemerintah mengakomodasi semua model kendaraan listrik. Konsumen akhirnya dapat menentukan sendiri model mana yang paling cocok untuk digunakan.

Dosen Fakultas Teknik Univesitas Gadjah Mada I Made Miasa sebelumnya mengatakan, semua jenis kendaraan listrik baik itu hybrid electric vehicle (HEV), plug in electric vehicle (PHEV) dan battery electric vehicle (BEV) cocok untuk Indonesia.

"Semuanya nanti konsumen yang menentukan, bisa hybrid, PHEV ataupun BEV. Kalau mobil pertama cocok HEV atau PHEV, kalau mobil kedua bisa pakai BEV," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper