Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saingi Aliansi Renault-Nissan, Volkswagen Berpeluang Jadi Pabrikan Nomor Wahid

Grup Volkswagen sukses mengapalkan mobil penumpang sebanyak 10,83 juta unit sepanjang 2018, sekaligus menempatkan merek mobil Jerman ini bersaing ketat dengan Aliansi Renault-Nissan untuk menjadi nomor satu dalam penjualan.
Logo Volkswagen. /REUTERS
Logo Volkswagen. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Grup Volkswagen sukses mengapalkan mobil penumpang sebanyak 10,83 juta unit sepanjang 2018, sekaligus menempatkan merek mobil Jerman ini bersaing ketat dengan Aliansi Renault-Nissan untuk menjadi nomor satu dalam penjualan.

Seperti dikutip dari Reuters (11/1/2019), jumlah pengiriman Volkswagen tersebut naik 0,9% dibanding 2017 dan menjadi kompetitor utama Renault-Nissan-Mitsubishi sebagai produsen mobil terbesar dunia.

Namun, data pengiriman pada Desember 2018 justru turun 8,4% menjadi 916.200 unit dari tahun sebelumnya yakni 999.900 unit.

Lebih rinci lagi, pengiriman ke China pada bulan tersebut diketahui turun 12,5% year-on-year (yoy). Hal yang sama juga terjadi di Eropa yakni turun 5,6% dan pengiriman ke AS turun 3,4%.

Pesaingnya, Toyota Motor dan Renault-Nissan-Mitsubishi belum merilis data pengiriman sepanjang 2018. Namun, aliansi Prancis-Jepang tercatat berhasil menjual 10,6 juta unit pada 2017 dan meraup penjualan 5,54 juta unit pada semester pertama 2018.

Desember lalu Toyota merilis perkiraan total penjualan global sebesar 10,55 juta unit tahun lalu, tetapi belum mengkonfirmasi secara resmi terkait jumlah tersebut.

Volkswagen mengklaim merek VW memproduksi 6,24 juta kendaraan tahun lalu, sementara merek premium Audi dan Porsche masing-masing mencatatkan angka 1,81 juta dan 256.000 kendaraan.

Angka tersebut menjadikan Audi merek premium terlaris ketiga di belakang BMW (2.125.026 mobil) dan Mercedes-Benz (2,31 juta mobil).

Volkswagen mengatakan perang dagang antara AS dan China berpengaruh pada penjualan di paruh kedua 2018.

Kepala Penjualan Volkswagen, Christian Dahlheim memperkirakan permintaan di China akan stabil pada 2019, meskipun pada kuartal pertama akan lebih berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper