Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia mencatat penjualan ke diler kendaraan roda dua lebih besar 11,19% sepanjang enam bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan distribusi pada Januari—Juni 2017.
AISI mencatat, distribusi kendaraan roda dua sebanyak 3 juta unit pada Januari—Juni 2018 atau lebih tinggi 302.207 unit dibandingkan dengan distribusi pada periode yang sama tahun lalu, yakni 2,7 juta unit.
Honda, Kawasaki, dan Yamaha merupakan merek kendaraan yang mampu mencatatkan distribusi positif dari Januari sampai Juni 2018. Suzuki dan TVS tercatat melakukan distribusi lebih rendah pada periode yang sama, yakni Januari—Juni 2018 dibandingkan Januari—Juni 2017.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, mengungkapkan, peningkatan distribusi kendaraan roda dua pada semester pertama tahun ini tidak terlepas dari peningkatan daya beli masyarakat dari Januari sampai Juni 2018.
Peningkatan daya saing masyarakat selama semester pertama dapat terjadi lantaran sektor formal dan informal mengalami perbaikan pada Januari—Juni 2018 seperti harga komoditas yang stabil, hasil panen yang tidak mundur jauh, serta pembangunan infrastruktur.
“Membaik karena sekor formal dan informal bagus. Banyak pembangunan infrastruktur yang lagi dikerjakan, termasuk airport di Jawa Barat dan Jawa Tengah,” kata Sigit kepada Bisnis, Minggu (8/7).
Baca Juga
Pertumbuhan distribusi semester pertama tahun ini akan mengalami tantangan pada semester kedua tahun ini lantaran terdapat beberapa faktor seperti perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, pelemahan nilai mata uang, dan kenaikan suku bunga.
Pertama, perang dagang antara Paman Sam dan Negeri Panda dapat berpengaruh terhadap kondisi bisnis di dalam negeri yang berujung pada perekonomian dan daya beli masyarakat.
“Kami perlu was-was sejauh mana dampak perang dagang, ini kan kalau sampai dampaknya luas akan berpengaruh terhadap bisnis, enggak hanya bisnis sepeda motor,” katanya.
Kedua, peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia dapat membuat peningkatan bunga kredit kendaraan bermotor. Ketiga, pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat.
Pelemahan nilai mata uang rupiah dapat membuat komponen dasar pada produksi kendaraan roda dua yang masih diimpor menjadi lebih mahal. Para pelaku usaha sepeda motor akan menaikkan harga jika supplier memutuskan untuk menaikkan harga akibat pelemahan rupiah.
Asosiasi belum bisa memrediksi pertumbuhan persentase distribusi kendaraan roda dua pada semester kedua tahu ini dengan kondisi-kondisi tersebut. (Yudi Supriyanto)