Bisnis.com, SINGAPURA – Studi Nissan berjudul Masa Depan Mobil Listrik di Asia Tenggara menemukan bahwa dua dari tiga konsumen mengidentifikasi standar keselamatan sebagai faktor terpenting jika membeli kendaraan listrik. Adapun kenyamanan pengisian diidentifikasi sebagai yang kedua terpenting.
Studi Nissan dilakukan Frost & Sullivan pada Januari 2018 di enam negara, yakni Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Temuan ini didasarkan pada 1.800 tanggapan pelanggan secara daring dan diskusi tatap muka.
Hasil studi yang dirilis di acara Nissan Futures, Rabu (6/2/2018), di Singapura tersebut menemukan pendapat responden yang bertentangan dengan persepsi umum, yakni bahwa biaya bukanlah penghalang sebenarnya. “Pelanggan yang disurvei bersedia membayar lebih untuk memiliki kendaraan listrik, dibandingkan dengan mobil konvensional yang sebanding.”
Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa biaya yang lebih rendah akan mendorong lebih banyak orang untuk mempertimbangkan mobil listrik. Tiga dari empat responden mengatakan mereka siap untuk beralih ke kendaraan listrik jika pajak dibebaskan.
Insentif lain yang akan mempengaruhi konsumen meliputi pemasangan stasiun pengisian di gedung apartemen (70%), jalur prioritas untuk kendaraan listrik (56%) dan parkir gratis (53%).
Nissan Futures adalah sebuah pertemuan para pemimpin industri, pejabat pemerintah, dan media. Nissan Futures edisi keempat yang digelar di Singapura pada 5--7 Februari 2018 fokus pada perluasan pasar di Asia dan Oceania dengan tema "Masa Depan Mobilitas - Elektrifikasi dan Kelanjutannya."