Bisnis.com, JAKARTA – Chongqing Changan Automobile Co, satu pembuat mobil besar yang dikelola negara China, mengatakan pada hari Kamis (19/10/2017) bahwa akan secara khusus hanya akan membuat kendaraan listrik pada 2025. Hal ini mengikuti kebijakan pemerintah untuk menggenjot produksi mobil listrik.
Changan adalah merek mobil terpopuler kedua di China. Merek ini menjual lebih dari 1,4 juta unit kendaraan tahun lalu, tepat di belakang Volkswagen AG, menurut kelompok riset LMC Automotive, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/10/2017).
Changan, yang berbasis di kota barat daya Chongqing, mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menginvestasikan lebih dari US$15 miliar untuk pengembangan mobil listrik, dan meluncurkan tiga kendaraan plug-in baru pada sebuah acara peluncuran di Beijing. Pada tahun 2025, Changan akan meluncurkan 21 mobil listrik murni dan 12 model hibrida plug-in sebagai bagian dari strategi elektrifikasi yang dijuluki "Shangri-La."
Selain kendaraan mereknya sendiri, Changan juga memproduksi mobil merek asing melalui kemitraan joint-venture dengan beberapa produsen, termasuk Ford Motor Co, Groupe PSA, dan Mazda Motor Corp. Keputusan Changan untuk tidak lagi membuat mobil berbahan bakar konvensional tidak berlaku untuk kemitraan tersebut.
Pada bulan Juli, Volvo Cars, yang dimiliki oleh China Geely Holding Co dari China, mengatakan bahwa hanya akan membuat mobil listrik atau hibrida mulai tahun 2019.
Adapun kebijakan pemerintah menyerukan produksi mobil listrik di China harus menyentuh 7 juta unit pada 2025, atau 25% dari total penjualan kendaraan baru. Pada bulan September, pemerintah China memberi tahu semua pembuat mobil, baik asing maupun domestik, bahwa mereka harus mulai memproduksi mobil listrik pada tahun 2019. Seorang pejabat senior juga mengatakan bahwa negara tersebut berencana untuk melarang penjualan mobil bensin, tanpa mengatakan tenggat waktu.
Saat ini China adalah pasar mobil listrik terbesar di dunia, dan menjadi produsen utama mobil dengan energi baru terbarukan paling tinggi.